Penulis
Intisari-Online.com- Meskipun Wonder Woman digambarkan sebagai ikon feminis di tahun 1940-an, dia juga karakter yang sangat seksual.
Hubungan imajiner antara perang dan seksualitas perempuan nampaknya menjadi komoditasyang laku dijual.
Tak hanya Wonder Woman, dilansir pada ancient-origins.net, sepanjang sejarah dan budaya di seluruh dunia pasti memiliki ikon serupa.
1. Ishtar dari Sumeria
Baca Juga :Simak 3 Kisah Cinta Kuno Sebelum Era Romeo dan Juliet, Ceritanya Tak Kalah Menyentuh dan Tragis
Baca Juga:Melestarikan Peninggalan Adiluhung Ki Hajar Dewantara Bagi Dunia Pendidikan
Pada 3000 SM, di kota Uruk, Mesopotamia, raja pertama dalam sejarah memerintah di selatan (sekarang Irak).
Raja dilindungi oleh Ishtar, dewi perang dan cinta yang digambarkan sebagai singa.
Seperti Wonder Woman, tugas suci Ishtar adalah membela dunia.
Namun, iatetap memiliki sisi sensual, yakni lebih dari sekedar menyembah dewi Ishtar, Raja Uruk mengaku sebagai kekasihnya.
Bagi raja, menerima kemurahan seksual dan militer dari seorang dewi mengukuhkan agenda politiknya.
Melegitimasi pemerintahan dan menjadikannya pahlawan luar biasa bagi bangsanya.
2. Sekhmet dari Mesir
Di Mesir kuno, dewi yang paling menakutkan bernama Sekhmet.
Seperti Ishtar, dia memiliki dua sisi: binatang buas dan teman yang penuh kasih.
Baca Juga:Inilah Bahtiyar Duysak, Aktor di Balik Nonaktifnya Akun Twitter Donald Trump Selama 11 Menit
Baca Juga:'Coditany Of Timeness', Album Black Metal Pertama Ciptaan Robot, Mari Kita Dengarkan!
Sekhmet sering digambarkan sebagai singa betina yang mengerikan, tukang jagal musuh-musuh Firaun.
Terkadang, dia akan berubah menjadi seekor kucing yang menggemaskan bernama Bastet.
Sampai saat ini, kucing masih menjadi simbolisasuseksualitas wanita.
3. Wanita Lemnos Yunani
Prajurit wanita sensual juga ditemukan di kalangan orang Yunani kuno.
Tanah di mana para perempuanlah yang berperang dan memerintah, sementara para laki-laki dipekerjakan untuk tugas rumah tangga.
Menurut cerita Yunani, para wanita Lemnos (Yunani) telah memberontak dan membantai semua pria di pulau itu, muda dan tua.
Hidup dengan terpaksa menahan nafsu seksual, membuat mereka senang saat pelaut mendarat di pantai setempat.
Mereka segera mengajak Argonaut (kumpulan petualang dalam mitologi Yunani) dan memaksa mereka melakukan hubungan seks.
Hubungan kuno antara feminitas, daya tarik seksual, dan militer, nampaknya masih akan berlangsung kencang sampai saat ini.
Baca Juga:Cut Nyak Dien, Pahlawan Aceh yang Makamnya Baru Diketahui Setengah Abad Setelah Kematiannya