Find Us On Social Media :

Ingin Membalas Dendam, Itulah yang Membuat Marcel Nadjari Selamat dari Holocaust

By Moh Habib Asyhad, Selasa, 5 Desember 2017 | 18:15 WIB

(Baca juga: Punya Kelainan Seksual, 'Janda Jagal' Paling Jahat dalam Tragedi Holocaust Ini Ditakuti Penghuni 'Kamp' Konsentrasi)

“Orang-orang memasukinya dengan tubuh telanjang. Dalam sekali waktu, 3.000 orang ada di dalamnya, terkunci, lalu digas. Setelah enam atau tujuh menit penderitaan, mereka akhirnya mati.”

Catatan itu juga memberikan perincian yang rumit tentang cara-cara Nazi yang menyakitkan  dengan menyamarkan kamar gas sebagai pancuran.

“Tabung gas selalu dikirim menggunakan mobil Palang Merah Jerman dengan dua orang anggota SS. Mereka kemudian menjatuhkan tabung itu melalui bukaan—dan setengah jam kemudian pekerjaan kami dimulai,” tulisnya.

Setelah itu, Nadjari dan timnya akan menyeret mayat-mayat itu, termasuk wanita dan anak-anak, ke lift yang membawanya ke oven raksasa.

Dilaporkan BBC, buku harian tersebut ditemukan oleh seorang mahasiswa kehutanan Polandia yang menggali di lokasi tersebut, 36 tahun setelah buku harian dikuburkan.

Sejarawan Rusia Pavel Polian bilang bahwa hanya sepuluh persen dari catatan itu yang bisa dipecahkan saat pertama kali ditemukan.

(Baca juga: Francine Christophe, Penyintas Holocaust yang Mengenang Banyaknya Kebaikan di Kamp Konsentrasi Nazi)

Terpendam dalam tanam selama hampir empat dekade cukup untuk membuat tinta buku harian itu pudar sehingga teksnya hampir tidak mungkin dibaca.

“Keinginan Nadjari untuk balas dendam sangat kuat—itu berbeda dengan catatan-catatan yang lain. Ia lebih memperhatikan keluarganya. Misalnya, ia menentukan siapa yang ia ingini untuk menerima piano saudara perempuannya yang sudah meninggal,” ujar Polian kepada BBC.

Menurut Institute of Contemporary History di Munich, Nadjari merupakan satu dari sedikit narapidana yang bisa bertahan hidup di Auschwitz.