Find Us On Social Media :

Hannibal Barca, Panglima Perang Pasukan Gajah yang Memilih Bunuh Diri Daripada Menyerah

By Ade Sulaeman, Jumat, 1 Desember 2017 | 13:00 WIB

Dibantu saudaranya, Hasrubal, pasukan Hannibal terus bergerak hingga memasuki wilayah Romawi, Sicilia. Melihat kemajuan pesat pasukan Hannibal, Kekaisaran Romawi lalu menurunkan pasukan dalam jumlah besar untuk merebut kembali Sicilia.

Pengiriman pasukan itu rupanya telah ditunggu Hannibal. Sebelum pasukan Romawi sampai ke Sicilia, diam-diam Hannibal menggerakkan pasukannya untuk melakukan gerakan melingkar dan menghindar.

Hannibal sengaja tidak membenturkan kekuatan pasukannya dengan pasukan Romawi yang memiliki kekuatan lebih besar. Ia sengaja membiarkan sebanyak mungkin pasukan Romawi meninggalkan pusat kota dan ketika dalam keadaan kurang siap, pasukan Hannibal akan menyerbu masuk ke pusat kekuasaan Romawi.

Setelah mengetahui pasukan Romawi bergerak makin jauh, Hannibal membawa pasukannya mengambil jalan pintas. Ia menggiring pasukannya menyeberangi sungai Pyrenees dan Rhone yang luas.

Kekuatannya yang terdiri dari 50.000 prajurit infanteri, 9.000 kavaleri, dan 37 gajah sukses menyeberangi dua sungai dengan menggunakan rakit-rakit khusus. Ketika musim gugur tiba, Hannibal segera membawa pasukannya melintasi Pegunungan Alpen yang bermedan berat dan berhasil.

Gerak maju pasukan Hannibal yang mendekati pusat kota Roma makin tak terbendung. Kota Roma bahkan berhasil dikepung oleh pasukan Hannibal.

Untuk mengalahkan Roma, Hannibal tak hanya mengerahkan pasukan militer tapi juga melakukan pendekatan diplomatik. Akan tetapi para konsul Roma yang marah tak mau menyerah.

BACA JUGA: Dulu Dicampakkan, Kini Buah Ceplukan yang Pernah Menjadi Penyelamat Prajurit Romawi Itu Harganya Selangit

Berkat pengalaman bertempur dan masih tersedianya puluhan ribu prajurit, mereka akhirnya berhasil menghimpun kekuatan. Atas peran dua konsul, dalam waktu singkat Roma berhasil menghimpun pasukan berkekuatan 80.000 orang.

Pasukan yang bertugas mempertahankan kota Roma itu kemudian dikerahkan untuk menghantam kepungan pasukan Hannibal yang hanya berkekuatan 50.000 orang.

Setelah terjadi pertempuran sengit, pasukan Hannibal akhirnya berhasil dipukul mundur. Hanibal yang kemudian melancarkan beragam strategi tempur seperti taktik perang gerilya ternyata tak mampu membendung gerak laju pasukan Romawi.

Pasukan Hannibal terus terdesak ke Selatan dan makin mendekati Kartago. Dalam pertempuran besar yang berlangsung di Zama, pasukan Hannibal akhirnya benar-benar dikalahkan prajurit Roma.

Kartago pun kembali dikuasai Kekaisara Romawi. Senat Kartago lalu meminta Hannibal untuk menyerahkan diri kepada pasukan Roma. Tapi permintaan itu ditolak Hannibal. Panglima perang besar itu memilih mengakhiri hidupnya dengan cara bunuh diri.  

BACA JUGA: Bernard Law Montgomery, Penyelamat Pasukan Inggris di Dunkrik Sekaligus Mesin Penggulung Pasukan Nazi