Find Us On Social Media :

‘Zaman’ atau ‘Jaman’, ‘Dimana’ atau ‘Di mana’: Inilah 5 Kata yang Sering Salah saat Ditulis

By Ade Sulaeman, Sabtu, 18 November 2017 | 11:30 WIB

Intisari-Online.com - Setiap hari kita sudah menggunakan Bahasa Indonesia dalam bentuk tulisan maupun ucapan.

Meskipun begitu, masih banyak orang yang salah dalam menuliskan beberapa kosakata Bahasa Indonesia.

Kesalahan tersebut sering diulang-ulang dan terbawa terus sehingga digunakan dalam tulisan sehari-hari.

Orang yang membaca akan ikut bingung, mana penulisan kosakata yang salah dan mana yang benar.

Untuk itu, mari kita periksa apakah ada salah satu dari kosakata di bawah ini yang seringkali kita salah tulis?

(Baca juga: (Opini) Setya Novanto yang Kecelakaan, Bahasa Indonesia yang ‘Dicincang-cincang’)

1. ‘Dimana’ atau ‘di mana’?

Ada yang tahu penulisan yang benar itu ‘dimana’ atau ‘di mana’?

Nah, sebelum menyebutkan jawabannya, coba kita lihat bahwa dalam kosakata itu terdapat kata depan ‘di’, bukan?

Nah, menurut pedoman EYD (Ejaan yang Disempurnakan), setiap kata depan seperti ‘di’ atau ‘ke’ harus dituliskan terpisah untuk menunjukkan kata tempatnya.

Seperti kata di atas, yang benar adalah ‘di mana’. Karena ‘di’ menunjukkan kata depan dan ‘mana’ menunjukkan kata tempat, sehingga penulisannya harus terpisah.

Kata ‘di’ disambung dengan kata selanjutnya hanya jika bersanding dengan kata kerja, ya! Misalnya ‘diminum’, ‘dilempar’, dan ‘diambil’.

(Baca juga: Mulai dari Pramusiwi Hingga Saltik, Inilah Kata-kata Baru dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia yang Wajib Diketahui)

2. ‘Aktivitas’ atau ‘Aktifitas’?

Jika kita cek dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), mungkin akan ditemukan kata dasar ‘aktif’.

Sehingga banyak yang mengira bahwa penulisan yang benar adalah ‘aktifitas’.

Nyatanya, kosakata yang benar itu justru ‘aktivitas’. Kok, bisa?

Karena kosakata ini adalah kata serapan dari bahasa asing.

Jika sebuah kata diambil dari bahasa asing dengan imbuhan ‘-ity’, maka kata yang diambil adalah kata dasarnya dan dalam Bahasa Indonesia ditambahkan kata ‘-itas’.

Misalnya saja dalam bahasan asing penulisannya ‘activity’, dalam Bahasa Indonesia menjadi ‘aktivitas’.

Sedangkan kata dasarnya ‘active’, diserap menjadi ‘aktif’. Itu sebabnya kenapa kata dasarnya berbeda dengan kata yang sudah ditambahkan imbuhan ‘–itas’.

Kosakata yang mirip dengan ini adalah ‘efektif’ dan ‘efektivitas’.

(Baca juga: Dalam Perjuangan Kemerdekaan, Bahasa Indonesia Sesungguhnya Lebih ‘Tajam’ dari Peluru)

3. ‘Nasihat’ atau ‘Nasehat’?

Kata ini diserap dari Bahasa Arab yang berasal dari kata kerja ‘nashaha’ yang berarti ‘khalasha’, yaitu murni serta bersih dari segala kotoran.

Jadi, kira-kira yang benar itu ‘nasihat’ atau ‘nasehat’, ya? Yang benar itu adalah ‘nasihat’.

Ini karena dalam penyerapan Bahasa Arab ke Bahasa Indonesia yang berkaitan dengan perubahan bunyi huruf, harus disesuiakan dengan ciri khas Indonesia melafalkannya.

Sehingga huruf vokal yang tepat itu adalah menggunakan ‘I’ dan bukan ‘e’.

4. ‘Peduli’ atau ‘Perduli’?

Banyak yang sudah terbiasa menggunakan kata ‘perduli’ sehingga dianggap bahwa kata inilah yang benar.

Namun, kenyataannya bahwa kata tersebut salah, nah, yang benar adalah ‘peduli’.

5. ‘Zaman’ atau ‘Jaman’?

Menurut Anda, kata yang benar itu adalah ‘zaman’ atau ‘jaman’?

Seperti yang sering kita lihat, banyak yang menggunakan kata ‘jaman’ untuk menunjukkan makna ‘waktu’ watau ‘masa’.

Padahal yang benar adalah ‘zaman’.

(Hanna Vivaldi)

Artikel ini sudah tayang di bobo.id dengan judul “5 Penulisan Bahasa Indonesia yang Sering Salah”.

(Baca juga: )