Find Us On Social Media :

Tiga Kesalahan Mallaby dalam Pertempuran Surabaya yang Akibatkan Sekutu Kalah dan Dirinya Terbunuh

By Ade Sulaeman, Jumat, 10 November 2017 | 14:30 WIB

Dalam kesaksiannya, Kapten Smith melukiskan ketegangan tersebut sebagai berikut: "Situasi semakin cepat berubah. Para pemimpin pemuda mulai menghasut anggotanya, sementara para anggota Kontak Biro Indonesia berangsur-angsur kehilangan kontrol. Massa yang semula nampak jujur dan ramah  berubah menjadi pengancam; pedang terhunus diacungkan dan pistol ditodongkan ke arah kami, perwira Inggris."

Jangan yang tua!

Kesaksian serupa juga dikisahkan oleh Mohammad. Menurut dia, para perwira Inggris tersebut bukan saja ditodong, tetapi juga dirampas senjata pistolnya. Usaha para anggota Kontak Biro untuk menengahi, bahkan dituduh sebagai membantu musuh.

Tulis Kapten Smith selanjutnya: "Akhirnya massa pemuda itu menuntut agar pasukan Inggris di Gedung Internatio meletakkan senjata dan berbaris ke luar. Mereka berjanji, para prajurit dan perwira Inggris akan diberi jaminan bebas kembali ke lapangan udara.

Mallaby yang tak percaya atas jaminan itu menolak mentah-mentah tuntutan itu. Kapten Shaw yang telah dikenal oleh beberapa orang Indonesia (karena tugasnya sebagai Perwira Keamanan Lapangan) dan telah mengalami sejumlah peristiwa sebelumnya, menyetujui tuntutan tersebut sebagai tanggung jawab pribadi.

Namun, persetujuan langsung dibatalkan oleh Mallaby.

Pada pertimbangan selanjutnya, Mallaby kemudian menyadari buruknya kondisi pasukan Inggris, di gedung yang akan hancur dalam pertempuran berikutnya, sehingga akhirnya ia bisa menyetujui pendapat Shaw. Kapten Shaw kemudian dikirim ke gedung untuk memberikan perintah yang perlu."

Mohammad melengkapi kesaksian Smith sebagai berikut: Semula sebenarnya Mallaby sendirilah yang akan masuk ke gedung untuk menyampaikan perintah pada anak buahnya.

Tetapi para pemuda yang mencurigainya spontan berteriak dan menuding: "Jangan yang tua, Pak! Itu saja yang muda disuruh masuk!"

Mereka kemudian yang menuding Mohammad, agar dia menjadi saksi menyertai perwira Inggris tersebut. Kemudian diputuskan agar Kundan sebagai penerjemah yeng menyertai kepergian Shaw dan Mohammad. Pemuda memberi batas waktu sepuluh menit.

Versi lama semula masih mempersoalkan, pihak siapa sesungguhnya yang mengawali pertempuran di Gedung Internatio, setelah terjadi gencatan senjata sementara.

Pengakuan Mayor K. Venu Gopal yang termuat pada suratnya tertanggal 8 Agustus 1974 kepada Parrott rmemperjelas persoalan. Menurutnya, sesungguhnya pihak Inggrislah yang memulai menembak.