Find Us On Social Media :

Tiga Kesalahan Mallaby dalam Pertempuran Surabaya yang Akibatkan Sekutu Kalah dan Dirinya Terbunuh

By Ade Sulaeman, Jumat, 10 November 2017 | 14:30 WIB

(Baca juga: Saat 'Pahlawan' Jadi Lawan: Tangis Bung Karno saat Harus Tanda Tangani SK Hukuman Mati Kartosuwiryo)

Pada akhir rapat diputuskan, para anggota Kontak Biro akan bersama-sama meninjau ke lokasi yang masih terjadi pertempuran.

Sekitar pukul 17.00 rombongan Kontak Biro yang terdiri atas delapan mobil bergerak ke Gedung Lindeteves dan kemudian ke Gedung Internatio. Dalam perjalanan ini, di samping Kapten Shaw, Brigjen Mallaby didampingi oleh dua orang perwira muda. Kapten R C. Smith dan Kapten T.L. Laughland.

Gedung Internatio adalah sebuah bank, yang waktu itu diduduki oleh kesatuan Inggris Kompi Mahrattas 6 pimpinan Mayor K. Venu Gopal. Gedung itu dikepung oleh sekitar lima ratus pemuda Indonesia bersenjata.

Ketika rombongan Kontak Biro tiba di halaman gedung tersebut, massa pemuda segera mengerumuni mobil para anggota Kontak Biro.

Doel Arnowo, tokoh pergerakan yang berpengaruh di Surabaya, segera berdiri di atas kap mobil, untuk membujuk para pemuda agar menghentikan pertempuran.

Rombongan kemudian melanjutkan perjalanan. Baru sekitar 90 m mobil mereka bergerak, mereka telah dihentikan lagi oleh kerumunan massa pemuda yang lain, kira-kira 18 m dari Jembatan Kali Mas (Jembatan Merah).

(Baca juga: Perkenalkan, Inilah 4 Pahlawan Baru Indonesia yang Baru Saja Ditetapkan Presiden Jokowi)

Berbeda dengan kelompok pemuda sebelumnya, massa pemuda tersebut tampak garang. Roeslan Abdulgani dalam bukunya, 100 Hari di Surabaya, melukiskan sekelompok pemuda itu sebagai sekelompok orang yang histeris.

Mereka membawa bendera Merah Putih yang warnanya mereka banggakan berasal dari darah tentara Inggris.