Find Us On Social Media :

Laut Tengah Makin Sempit, Kelak Kita pun Bisa Berenang dari Turki ke Mesir

By Ade Sulaeman, Rabu, 1 November 2017 | 17:40 WIB

Sekitar  200 ahli geologi dari lebih dari 10 negara ikut membantu. Nigel Calder, penulis buku inilah, yang membuat teksnya.

Teori baru

Selama 25 tahun terakhir ini ilmu geologi mengalami perkembangan yang revolusioner.

Selama seabad terakhir sebetulnya juga sudah ada banyak hasil riset geologi yang berfaedah, tetapi umumnya hanya bersifat "lokal" saja.

Namun sejak 1950 para geolog dapat mempergunakan lebih banyak dana, maupun perlengkapan, selain kerjasama antar geolog bertambah erat.

Yang dimaksud dengan perlengkapan ialah misalnya kapal-kapal untuk memeriksa dasar laut, alat untuk mengukur kekuatari radioaktip dalam fosil untuk mengetahui umurnya, alat untuk mengukur getaran bumi, teleskop "maxi" untuk melihat ke dalam bumi, lapisan batu dan sebagainya.

Lahirlah teori baru. Teori Le Pichon dkk yang beberapa tahun yang lalu (1930) masih dianggap kemungkinan, sekarang (1967) hampir umum diakui.

Teori itu yang menerangkan perubahan permukaan planet kita dengan cara baru.

Teori yang disebut teori "plate tectonics" itu berpangkal dari asumsi bahwa kulit luar bumi terdiri dari beberapa "plates" atau lempengan dan bahwa perubahan penting di permukaan bumi hanya terjadi di mana lempengan-lempengan itu berdampingan.

Lempengan-lempengan itu letaknya berdekatan, tetapi toh digerakkan oleh kekuatan dalam.

Akibatnya mereka bisa mekar di tempat-tempat tertentu dan hancur di tempat lain. Gorringe Bank (episentrum gempa di Lissabon) merupakan salah satu tempat pergeseran.

Lempengan itu tidak sama besar dengan benua-benua, pulau atau dasar laut yang terletak di atasnya.