Find Us On Social Media :

Menggali Tenggelamnya Benua Atlantis, Fakta atau Mitos?

By Moh Habib Asyhad, Senin, 30 Oktober 2017 | 16:30 WIB

Intisari-Online.com – "Apakah ia monster laut Dok?" tanya asisten. "Bukan, ia manusia ikan yang hidup di lautan, ia manusia Atlantis,” jawab dokter.

Percakapan ini dari film Man from Atlantis. Sering disepelekan karena dianggap dongeng, tapi acap dipercaya karena banyak ditemukan bukti.

Begitulah nasib Atlantis, sebuah benua yang disebut-sebut pernah ada, namun tenggelam di dasar lautan. Fakta atau mitos?

Lebih dari 9.000 tahun SM, seluruh Afrika, bagian barat Mesir, dan Eropa, dari Spanyol hingga Italia, ada dalam genggaman kekuasaan suatu bangsa adidaya, bangsa Atlantis.

Paling tidak, itu kesimpulan beberapa buku yang khusus membahas tentang Atlantis.

Betulkah benua Atlantis pernah ada, atau hanya cerita rekaan? Jika ada, di mana letaknya  dalam peta bumi?

Mengapa ia tenggelam? Adakah sisa peradaban bangsa Atlantis dan reruntuhan kejayaannya?

Filsuf Yunani, Plato (427 - 348 SM), dalam buku Critias, menguraikan secara rinci mengenai sebuah benua (baca: pulau) yang pernah ada dan ia namakan Atlantis.

Critias merupakan salah satu dari trilogi buku Plato, Hermocrates dan Timaeus. Perkataan Atlantis dan cerita di dalamnya keluar dari mulut Critias.

Plato menuliskan deskripsi hasil percakapan segi empat antara Critias, Timaeus, Hermocrates, dan Socrates.

Deskripsi rinci benua Atlantis berasal dari penjelasan Critias atas pertanyaan Hermocrates tentang agama dan cara berdoa para dewa-dewi.

"Baik, akan aku kemukakan argumen yang pernah diceritakan Solon kepada mendiang kakekku," kata Critias.

Solon (meninggal pada 558 SM) konon memperoleh dokumen dan informasi lengkap tentang Atlantis dari seorang agamawan Mesir. Solon berkawan dekat dengan kakek Critias.

Mendiang kakek Critias atas keterangan Solon selanjutnya bercerita, pada 9.000 tahun SM terjadi perang hebat antara orang-orang yang bermukim di suatu tempat bernama Pilar Heracles (kini Selat Gibraltar) dan orang-orang di luar Pilar Heracles.

"Perang yang saya gambarkan paling dahsyat yang pernah terjadi antara bangsa Athena dan bangsa Atlantis," kata Critias menirukan ucapan kakeknya.

Pulau atau benua Atlantis digambarkan lebih besar daripada Asia dan Libia. Bangsa Atlantis konon mengancam pula bangsa-bangsa yang mendiami Benua Asia dan Eropa!

Atas ucapan Critias itu Plato mencatat, "Karena sifat barbar dan naluri menyerangnya yang merusak martabat manusia, maka dewa menghukum Atlantis beserta isinya dengan cara menenggelamkannya ke dasar lautan."

Critias menggambarkan, selama peperangan itu gempa dahsyat disertai banjir sehari semalam mengguncang Atlantis dan tenggelam akibat gelombang pasang, lalu lenyap tanpa bekas.

Surga yang hilang

Atlantis digambarkan sebagai pulau yang subur, cantik, produktif, memiliki dataran rendah yang luas, gunung yang tidak terlalu tinggi dengan hutan-hutan lebat.

Secara politis Atlantis berbentuk federasi yang terdiri atas 10 negara bagian. Masing-masing diperintah oleh seorang raja, semuanya anak hasil perkawinan Poseidon dengan Cleito.

Siapakah pasutri yang berputra sepuluh dan semuanya kembar ini?

Poseidon adalah dewa laut paling berkuasa di seantero lautan, atau dikenal sebagai Dewa Neptunus.

 Poseidon jatuh cinta kepada seorang dara ayu dari Atlantis. Bagaimana Poseidon kasmaran digambarkan Plato secara rinci.

Lewat penuturan Critias, Plato menjelaskan, di pulau tersebut terdapat dataran yang amat luas,  berdinding sebuah gunung yang tidak terlalu tinggi tetapi indah.

Di gunung itulah hidup pasangan Evenor dan Leucipe, yang melahirkan dara cantik bernama Cleito. Kecantikannya sangat mashyur sampai dewa pun terpesona.

Sayang, ia harus kehilangan orang tuanya sebelum dipersunting Dewa Poseidon. Dari perkawinan itu lahir 5 pasang anak kembar.

Tatkala mereka dewasa, Poseidon membagi wilayahnya menjadi 10 negara bagian, masing-masing diperintah oleh ke-10 putranya.

Anak tertua bernama Atlas, dan wilayah yang diberikan kepada mereka disebut Atlantis.

Atlas adalah raja diraja pemimpin seluruh negara federal. Secara berkala ia mengadakan pertemuan di ibu kota, rutin menghadiri ritual keagamaan berupa pengurbanan sapi.

Patut dicatat, bangsa Atlantis memiliki hukum tertulis yang sempurna.

Di bidang teknologi? Simaklah perincian sebuah bangunan yang berdiri megah di Kota Metropolis, sampai ukuran air mancur yang memuncratkan air panas dan dingin.

Juga diameter tiga buah kanal yang melingkar. Kanal pelabuhan berlapis tiga itu mengelilingi istana utama, pura peribadatan, dan konon juga kuburan Poseidon.

Ketiga bangunan itu dikepung oleh benteng yang kokoh. Masing-masing pelabuhan yang terpisah oleh kanal-kanal itu dapat dilalui ratusan kapal besar.

Kanal dipisahkan oleh daratan yang dipakai untuk berbagai kegiatan seperti balapan kuda dan olahraga lainnya.

Pembangunan pura dimaksudkan untuk mengenang jasa Poseidon dan Cleito leluhur bangsa Atlantis.

Disebutkan, atap pura suci terbuat dari gading gajah, dindingnya bersepuh emas dan perak. Di dalam pura ada patung besar dari emas, menggambarkan Poseidon naik kereta emas yang ditarik enam kuda terbang.

Secara sosial, bangsa Atlantis lebih menekankan fasilitas dan kepentingan umum. Terbukti dengan dibangunnya taman dan pemandian umum.

Digambarkan pula taman dengan tanaman bunga beraneka ragam, pancuran air panas dan dingin, tempat mandi raja, tempat mandi wanita, bahkan tempat mandi kuda beserta ternak lainnya!

Bangsa Atlantis juga mengenal kerajinan dan keterampilan mengolah berbagai jenis logam, dari perunggu, perak, hingga emas.

Arsitektur juga terbukti canggih dengan pusat kerajaan berbentuk bundar, dikelilingi 3 pelabuhan yang terbelah oleh 4 kanal itu.

Fakta atau legenda

Betulkah telah terjadi anakronisme (kesenjangan waktu) dalam menentukan kapan benua Atlantis tenggelam ditelan lautan?

Ucapan Critias yang dikutip Plato jelas-jelas menyatakan perang hebat antara bangsa Atlantis dan Athena itu terjadi pada 9.000 tahun SM, sesuai dengan yang diceritakan Solon pada ± tahun 600 SM (Solon meninggal pada 558 SM).

Katakanlah perang itu terjadi tahun 9600 SM, lalu benarkah penetapan tahun ini?

Para ahli lalu menghubung-hubungkan dengan perkembangan peradaban suatu zaman. Misalnya, dalam sejarah mana pun tidak pernah tercatat bahwa pada tahun 9600 SM bangsa Athena menentang Atlantis.

Sebab Mycenaea, sebuah kota besar yang ada di Athena, baru muncul tak lebih dori abad XVI SM atau tahun 1700 SM!

Alasan lain, pada tahun 9600 SM budaya tulis-menulis dan kerajinan logam belum ada di belahan bumi mana pun, padahal Plato menyebutkan bangsa Atlantis memiliki hukum tertulis yang sempuma.

Bahkan masyarakat petani yang pertama dan paling sederhana pun baru ada di tahun 7000 SM (ingat, Atlantis digambarkan sebagai negara agraris dengan tanahnya yang subur).

Kuda tidak  pernah dikenal di Eropa hingga zaman perunggu, sementara monumen berarsitektur tinggi baru tercatat tahun 4000 SM.

Bila melihat data-data faktual ini, apa yang ditulis Plato dalam bukunya Critias tentu tidak bisa dipercaya. Kesan yang kita dapat adalah telah terjadi kesalahan dalam penentuan waktu!

Jelaslah, ini serba tidak mungkin. Bahkan Aristoteles (384 - 322 SM), filsuf Yunani lainnya, menganggap Atlantis hanyalah sebuah mitos atau legenda hasil rekaan Plato belaka.

Tetapi tunggu, jangan dulu mempercayai ucapannya!

Antara 900 dan 9.000

Menurut Aristoteles, tulisan Plato tentang Atlantis hanyalah khayalan, suatu benua atau kerajaan imajiner untuk melukiskan suatu teori politik.

Toh, penjelasan Aristoteles sebenarnya kurang memuaskan. Atas dasar apa Aristoteles berkata demikian, dan bukti apa yang dikemukakannya, memang tidak pernah disebutkan.

Dengan begitu ucapannya nyaris tidak dianggap sebagai suatu penyangkalan serius yang mendekati kebenaran.

Atlantis yang digambarkan Plato benar-benar hidup dan bukan mitos. Mitos hampir selalu terdapat di berbagai belahan dunia dengan tema sama.

Sementara tentang Atlantis hanya ada satu! Apa yang dijabarkan Plato benar-benar suatu laporan sejarah dengan latar belakang yang amat rinci dan lengkap.

Ingat bagaimana Plato menggambarkan secara detil bangunan pusat kerajaan beserta isinya dan situasi alam yang mendukungnya.

Bahkan nama kelima pasang anak kembar Poseidon dirinci secara tepat. Tak pelak, Atiantis sering dianggap fakta sejarah yang layak dipercaya.

Sejak ditemukannya Benua Amerika oleh Columbus (1492), telaah tentang Atlantis justru semakin meruyak.

Para ahli kebanyakan menerima apa saja yang dijelaskan Plato tentang benua ini. Maka beberapa teori pun ramai bermunculan, menjelaskan Atlantis memang ada dan bukan cerita rekaan.

Mereka yakin Atlantis itu sebuah benua yang terletak di tengah Lautan Atlantik - Plato  menyebutnya di dekat Selat Gibraltar atau Laut Mediterania.

Kebanyakan sepakat,  Atlantis seperti dijelaskan Plato selaras dengan penemuan pada suatu zaman yang mereka namakan zaman Perunggu Tinggi, yakni peradaban bangsa-bangsa Aegea, Minoa, Mycenaea, Hittie, Mesir, hingga peradaban Babylonia, sekitar tahun 2500 - 1200 SM.

Adakah Plato keliru dalam menetapkan tahun? Apakah Solon kebingungan dan kemudian salah ucap antara angka 900 dan 9.000?

Jika memang keliru, maka tenggelamnya Atlantis bukanlah tahun 9600 SM, melainkan tahun1500 SM.

Mengapa tenggelam?

Anggaplah Solon kebingungan dengan angka 900 dan 9.000, dan Plato mengutip apa adanya. Anggaplah juga Atlantis tenggelam pada tahun 1500 SM, bukan 9600 SM.

Tentunya bisa dikira-kira, bencana apa yang terjadi sekitar tahun tersebut? Lalu di belahan dunia mana bencana itu melanda?

Jika tahun 1500 SM itu benar, keberadaan benua itu layak dipercaya. Sebab kalau kota Kerajaan Atlantis tenggelam, dan ternyata kota tersebut tidak jauh dari Pulau Kreta (disebut jantung peradaban bangsa Minoa) seperti yang diperkirakan para ahli, dan tahun 1500 SM dianggap sebagai masa kehancurannya, maka dugaan ini mungkin benar.

Asal tahu saja, Kerajaan  Minoa yang pernah konflik dengan bangsa Mycenaea itu hancur ± tahun 1500 SM.

Yang lebih meyakinkan lagi, bangsa Minoa-Kreta pernah mengadakan kontak dengan bangsa Athena dan Mesir.

Seperti diketahui, nama-nama negara tersebut tercatat dalam sejarah, lengkap dengan peradabannya.

Hancurnya peradaban Minoa tercatat kira-kira 900 tahun sebelum Solon menerima cerita tentang Atlantis dari seorang agamawan Mesir, bukan 9.000 tahun seperti ditulis Plato sebagai tahun tenggelamnya benua Atlantis!

Soal P. Kreta, bangsa Mesir menyebutnya Keftiu, itu nama sebuah bangsa yang pernah mengadakan hubungan dagang dan politis dengan Mesir.

Dulu orang Mesir menyebut Keftiu sebagai pulau yang terletak di "Barat Jauh", dan merupakan jalan menuju pulau lain, yakni yang digambarkah Plato sebagai benua Atlantis.

Apakah bencana dahsyat itu terjadi di sekitar wilayah tersebut? Apakah bencana itu terjadi pada sekitar tahun 1500 SM?

Jawabannya adalah catatan sejarah itu sendiri: ledakan gunung berapi dahsyat memang pernah terjadi di Pulau Santorin! Sekadar informasi, pulau itu hanya berjarak 96 km utara P. Kreta!

Antara Santorin-Krakatau

Santorin adalah nama sebuah pulau yang hingga saat  ini masih ada. Encyclopedia Americana menjelaskan, situs Atlantis ada di pulau ini.

Terdiri atas tiga pulau besar, Santorin atau Santorini atau disebut juga Pulau Thera, terletak di Laut Aegea.

Pulau Santorin merupakan surga bagi sisa-sisa peninggalan batuan vulkanis. Terdapat banyak kawah dan lubang menganga, dan sejarah mencatat, antara tahun 1520 dan 1420 SM pernah  terjadi gempa vulkanis dahsyat yang mengandaskan peradaban bangsa Thera, sekaligus pula bangsa Kreta dan Minoa yang berada di dekatnya.

Tidak hanya bangsa Thera yang mendiami P. Santorin, tapi juga bangsa Minoa dan Kreta. Gempa dahsyat disertai amukan lelehan api dan awan panas itu mendorong bangsa Thera, Minoa, dan Kreta berlayar ke luar dan menyebar ke berbagai pulau di sekitarnya.

Namun para ahli sepakat, sebagian besar di antara mereka tewas. Pendapat ini ditunjang pula oleh penelitian dua ilmuwan Yunani, Dr. Angelos Galanopoulos dan Prof. Spyridon Marinates.

P. Santorin baru dihuni lagi pada abad IX SM oleh Laconian Dorian. Bersamaan dengan P. Kreta, Thera ditemukan oleh Cyrene tahun 631 SM.

Dalam perjalanannya, Santorin dikuasi bangsa Venesia dan tahun 1207 hingga kemudian ditaklukkan Turki pada 1537. Bebas dari Turki tahun 1821, lalu menjadi milik Yunani hingga sekarang.

Penggalian demi penggalian arkeologis telah sering dilakukan di atas P. Santorin atau P. Thera. Misalnya pada 1900, arkeolog Jerman  menggali P. Thera dan menemukan reruntuhan rumah, pura, bendungan, dan benda purbakala lainnya.

Tahun 1966 arkeolog Yunani lewat serangkaian penggaliannya menyimpulkan, bangsa yang mendiami P. Santorin ada hubungannya dengan peradaban bangsa Minoa pertama.

Dengan kata lain, P. Santorin sesungguhnya pulau yang disebut Plato sebagai Pulau Atlantis!

Lalu penelitian oleh arkeolog Athena tahun 1967, Prof. Marinatos, menemukan sisa-sisa peradaban Minoa di bawah reruntuhan P. Santorin.

Jadi jelas, ada hubungan antara P. Santorin dengan peradaban bangsa Atlantis, sebab nama-nama bangsa ini sama-sama pernah tercatat dalam sejarah.

Benarkah anggapan ini? Bukankah Pulau Atlantis tenggelam di dasar laut oleh gempa bumi yang dahsyat? Lalu apa hubungannya P. Santorin atau P. Thera ini dengan P. Krakatau di Selat Sunda?

P. Krakatau dijadikan perbandingan bagaimana ledakannya  yang mengguncang dunia lebih dari seabad lalu itu ikut "menenggelamkan" peradaban.

Gunung Krakatau meletus dengan dahsyat pada 1883. Tercatat letusannya terdengar sampai jarak 3.000 mil, 295 kota di Jawa dan Sumatra rusak berat, dan korban tewas lebih dari 36.000 orang.

Boleh jadi akibat erupsi dan ledakan dahsyat itu dapat dihitung dasar dari tumbuhnya kaldera di P. Santorin.

Kandungan kaldera di pulau ini ternyata memang 5 kali lebih besar dari yang dikandung Krakatau.

Artinya, ledakan yang terjadi haruslah 5 kali lebih dahsyat dari ledakan G. Krakatau!

Atlantis, Antillia dan Atland

Bahwa di kemudian hari nama Atlantis jadi rebutan, itu karena nama Atlantis selalu identik dengan keadidayaan.

Pada abad XV, di peta Portugis terpampang suatu pulau yang dinamakan Antillia, sebuah nama pulau berbau mistis yang mungkin nama lain Atlantis.

Berbeda dengan Pulau Atlantis yang terletak di tengah Laut Mediterania atau Selat Gibraltar, P. Antillia versi Portugis ini ada di dekat Laut Karibia di tenggara Puerto Rico.

Pada 1882, Ignatius Donnelly, penulis novelis Amerika menerbitkan buku yang kelak menjadi buku laris, Atlantis: the Antediluvian World (Atlantis: Dunia Amat Kuno).

Berbeda dengan Portugis yang menempatkan Antillia di Laut Karibia. la menempatkan Atlantis pada peta di Azores tepat di tengah Lautan Atlantik.

Dalam bukunya yang mengalami 50 Jcali cetak ulang dan direvisi pada 1950 itu Donelly mengemukakan teorinya, Atlantis memang pernah ada di tengah Lautan Atlantik, berseberangan dengan Laut Mediterania; paparan Plato dalam Critias bukan fiksi ilmiah tapi sejarah Atlantis yang sesungguhnya; mitologi Mesir dan Peru yang sama-sama menyembah matahari berasal dari kebudayaan Atlantis; zaman perunggu di Eropa berasal dari Atlantis; aksara bangsa Phoenix yang merupakan induk aksara-aksara Eropa berasal dari aksara Atlantis, yang kemudian menyebar ke bangsa Maya di Amerika Tengah.

T.C. Lethbridge, antropolog Cambridge, yang mempelajari pulau yang hilang dalam legenda dari berbagai negara berpendapat lain.

Atlantis nama lain dari Tartessos, bangsa yang sering disebut-sebut dalam mitologi Celtic. Terletak di antara 2 sungai di utara Spanyol – yang mengalir ke Pilar Heracles (Selat Gibraltar) seperti diceritakan Plato – Tartessos tenggelam tahun 6000 SM.

Dr. James Mavor, penulis Voyage to Atlantis (1969), setuju dengan kesimpulan dua ilmuwan Yunani tadi bahwa Atlantis tidak lain dari peradaban Minoa, yang hancur akibat bencana alam gunung api di P. Thera (Santorin) tahun 1500 SM.

Nama Minoa,  nenek moyang bangsa Kreta, berasal dari arkeolog Inggris, Sir Arthur Evans, yang memulai eskavasinya pada 1900.

Di Knossos ia temukan puing-puing kerajaan yang pada salah satu reliefnya bergambar kepala sapi. Penemuan ini logis sebab bangsa Atlantis selalu melibatkan sapi dalam upacara keagamaannya.

Plato sendiri menulis, tiap 4 atau 5 tahun sekali ke-10 raja Atlantis bertarung melawan sapi dengan tangan kosong, menangkap dan menyembelihnya sebagai kurban!

Apakah peradaban Minoa merupakan perwujudan Atlantis seperti yang digambarkan Plato dan kemudian didukung Dr. James Mavor?

Adalah ilmuwan Jerman, Dr. Jurgen Spanuth, yang menyebut asumsi demikian sebagai "kesalahan nalar terbesar".

Dalam bukunya Atlantis of the North (1976) Spanuth menegaskan, "Tidak pernah ada baik Pulau Thera maupun Kreta yang terletak di Lautan - Atlantik, tidak ada pulau di mulut 'sungai besar', tidak ada pula pulau yang tenggelam di Lautan Atlantik tersebut."

Memperkuat teorinya, Spanuth menunjukkan bukti bahwa Atlantis sesungguhnya berpusat dan tenggelam di perairan dekat Helegoland, barat laut pantai Jerman.

Atlantis pula yang kemudian menurunkan bangsa Viking di Eropa dan Skandinavia. Nama pulau yang tenggelam itu pun bukan Atlantis, juga bukan Antillia, melainkan Atland!

Dihancurkan asteroid

Ihwal lenyapnya benua Atlantis ada teori lain yang muncul.

Dalam bukunya The Secret of Atlantis, Otto Muck menyatakan Atlantis hancur dan kemudian tenggelam oleh hantaman benda-benda angkasa yang jatuh di atasnya.

Muck menunjukkan bukti, misalnya, di barat daya Atlantik, adanya sebuah lubang raksasa di dasar lautan.

Letakhya dekat Puerto Rico dengan kedalaman 7 km. Jadi lubang itu tentunya berbentuk kawah atau palung. Kesimpulan Muck, tenggelamnya Atlantis karena hantaman benda-benda angkasa ini.

Untuk meyakinkan bagaimana Atlantis menemui kehancuran, Muck coba berhitung. Jika sebuah asteroid (benda angkasa) yang lebarnya 10 km menghantam bumi, daya ledaknya setara dengan 30.000 megaton nitrogliserin, atau 3.000 bom hidrogen ukuran sedang yang dijatuhkan ke bumi!

Kekuatan sedahsyat ini sanggup menenggelamkan Atlantis dan sebagian Amerika Tengah untuk kemudian memunculkan Teluk Meksiko dan Karibia.

Hebatnya, Muck bahkan bisa menetapkan tanggal terjadinya ledakan asteroid itu, yakni 4 Juni 8498 SM.

Mengapa tanggal itu yang ditetapkan? Apa Muck setuju dengan Plato yang menetapkan tahun 9000 SM sebagai kehancuran Atlantis? Bukankah P. Thera atau Santorin yang disinyalir sebagai sisa reruntuhan Atlantis baru tenggelam tahun 1500 SM?

Muck lalu membeberkan bukti astronomis, bahwa tepat pada tanggal itu (menurut kalender bangsa Maya) bulan, matahari dan planet Venus dalam keadaan sejajar.

Ini berakibat timbulnya tarikan gravitasi yang amat besar, memungkinkan asteroid tersedot dan lalu menghantam bumi.

Melalui perhitungan rumit, Muck bahkan bisa menetapkan waktu kehancuran Atlantis, yakni pukul 20.00!

Masih tanda tanya

Keberadaan Atlantis hingga kini masih terus diperdebatkan. Tak pelak sudah berapa ribu orang yang berhak menyandang gelar atlantolog.

April 1975 lalu, Indiana University menghimpun para atlantolog dalam sebuah simposium raksasa yang mereka beri judul Atlantis: Fact or Fiction (Atlantis: Fakta atau Khayalan).

Boleh jadi tema simposium tersebut relevan dengan sikap Anda sendiri, yakni antara percaya dan tidak. (Chep Ayev Ehfa)

(Artikel ini pernah dimuat di Majalah Intisari edisi April 1994)