Find Us On Social Media :

Belajar dari Perang Korea, Jika Korut Tiba-tiba Menyerang, Itu Hanya Seperti Sejarah yang Terulang

By Ade Sulaeman, Sabtu, 28 Oktober 2017 | 16:30 WIB

Taktik serbuan tank Korut itu mirip dengan taktik tempur kilat tank-tank Nazi Jerman saat menggulung Polandia, Eropa Barat, dan Perancis.

(Baca juga: Saat AS Sibuk dengan Ancaman Serangan Nuklir Korut, Rusia Tengah Sibuk Ujicoba Rudal Balistik ‘Setan’)

Armada tank T-34 merupakan tank tangguh yang mampu menghadapi gempuran tank-tank Tiger Jerman ketika melabrak Moskow pada masa PD II.

Saat itu tank-tank seberat 35 ton dan berlapis baja yang sudah terbukti ketangguhan itu terus melaju menuju Seoul tanpa terbendung.

Di belakang pasukan tank yang tak terkalahkan menyusul pasukan infanteri Korut, 3nd dan 4th Division, 2nd dan 7th Infantry Division, 5th Infantry Division, satu resimen pasukan bermotor, dan 30 unit tank T-34 yang berfungsi sebagai pendukung serangan.

Korut juga melancarkan serbuan lewat laut sehingga hanya dalam waktu dua hari, Seoul yang sudah ditinggalkan pasukan Korsel dan AS dengan mudah berhasil dikuasai oleh pasukan Korut.

Sisa-sisa pasukan Korsel dan AS lalu bertahan di Pusan sambil menunggu bantuan pasukan AS dan PBB.

AS yang paling semangat untuk membantu Korsel pada saat itu (1950) justru mengalami masalah pada sumber daya militernya.

Pasca PD II, sebanyak 11 juta personel militer yang semula bertempur saat itu sudah menjadi warga sipil lagi.

 Angkatan Darat AS waktu itu hanya memiliki 10 Divisi pasukan aktif dan 11 resimen pasukan yang bermarkas diberbagai kawasan Eropa.

(Baca juga: Diandalkan untuk Lawan AS, Tentara Wanita Korut Malah Mendapat Pelecehan Seksual Dalam Latihan Serba Brutal)