Find Us On Social Media :

Saat PD II, JFK Sempat Dikira Gugur di Laut, Bahkan US Navy pun Sudah Lakukan Upacara Tabur Bunga

By Ade Sulaeman, Selasa, 24 Oktober 2017 | 09:30 WIB

John F Kennedy dan para awak kapal PT-76

Intisari-Online.com - Peristiwa tabrakan antara kapal cepat torpedo, PT-109 yang dikomandani John F Kennedy (JFK) dan destroyer Jepang di Perairan Solomon (Agustus 1943) sangat dahsyat.

Tabrakan hebat yang sampai menimbulkan ledakan serta kilatan api itu sebenarnya terlihat oleh seorang personel pasukan pengawas pantai di Australia, yakni Letan Arthur Reginald Evans.

Letnan Evans saat itu berada di pos pengamatannya di posisi tertinggi, yakni puncak gunung Kolombangara Island.

Laporan Letnan Evans lalu ditindaklanjuti oleh US Navy dan armada PT dengan mengadakan upacara tabur bunga di lokasi kecelakaan.

Upacara tabur bunga itu diakukan karena JFK dan para rekannya diyakini telah tewas.

Tapi sebaliknya Letnan Evans yang masih penasaran menyuruh dua warga lokal, yakni Biuku Gasa dan Eroni Kumana untuk menjelajahi lokasi sekitar kejadian sambil berharap semoga ada awak PT-109 yang selamat.

Mareka berlayar dengan menggunakan kano, kapal tradisional yang dikayuh dayung dan sulit dideteksi kapal patroli Jepang.

Ketika mereka tengah berkeliling di pinggrian pantai tiba-tiba terdengar teriakan yang berasal dari JFK.

(Baca juga: John F. Kennedy, Pahlawan Perang yang Nyaris Tewas di Lautan Setelah Dihantam Kapal Perang Jepang)

Gasa dan Eroni pun mendayung mendekat, sementara anak buah Kennedy yang bersembunyi telah menyiagakan senapan serbu Tommy Gun dalam posisi siap tembak.

Kennedy sebenarnya curiga pada dua orang yang semula dianggap tentara Jepang itu.