Find Us On Social Media :

Hubungan Korut-AS yang Kian Menegang Ternyata Membuat Donald Trump Makin Senang

By Moh Habib Asyhad, Senin, 16 Oktober 2017 | 09:00 WIB

Intisari-Online.com - Perang mulut antara pemimpin Korea Utara Kim Jong-un dan Presiden Amerika Serikat Donald Trump terus berlanjut.

Tapi untuk kali ini, Kim Jong-un dianggap telah menunjukkan kecerdasannya.

Kim menuduh Presiden Trump sengaja memelihara ketegangan di Semenanjung Korea demi kepentingan bisnis dan bukan karena ingin mencari perdamaian.

(Baca juga: Kim Jong-Un dan Joseph Stalin, Dua Diktator yang Sama-sama Tak Ragu Bantai Keluarganya Sendiri)

“Ia seorang pedagang perang dan pencekik upaya perdamaian,” ucap Jong-un seperti dikutip oleh Cnn.com.

Akibat konflik Korut-AS yang makin memanas, Korsel dan Jepang sebenarnya menjadi negara yang lebih terancam dibandingkan AS sendiri.

Bukti bahwa rudal balistik Korut sudah dua kali meluncur di atas pulau Hokkaido di Jepang menunjukkan bahwa Korut bisa merudal Jepang kapan saja.

Sedangkan meriam-meriam altileri Korut juga pernah menghajar kawasan Yeongpeong, Korsel, tanpa bisa ditangkis sistem pertahanannya.

Meski di sepanjang perbatasan Korut-Korsel telah digelar berbagai persenjataan canggih untuk mendeteksi dini ancaman serangan dari Korut, nyatanya itu seolah sia-sia belaka.

Dengan kondisi yang selalu rawan serangan dari Korut itu maka baik Korsel maupun Jepang secara militer memang sangat tergantung kepada persenjataan-persenjataan canggih buatan AS demi mengantisipasi serangan militer dari Korut.

Khususnya ketika Korut menerapkan sistem perang asimetris dengan cara meyerang menggunakan rudal-rudalnya.

Setiap persenjataan antirudal yang dimiliki Jepang dan Korsel, seperti Patriot PAC-2 yang jumlahnya mencapai ratusan unit dan harga satu rudalnya  4 juta dolar AS, tidak diberikan oleh AS begitu saja tapi harus dibeli baik oleh Korsel maupun Jepang.

(Baca juga: Donald Trump Sering Berkomentar Konyol: Apakah karena Lemah dalam Pemahaman Militer dan Politik Internasional?)