Penulis
Intisari-online.com—Sulit untuk melupakan orang yang kita benci bisa jadi membuat kita sangat kesal.
Setiap kali mengingatnya, kita merasa geram, marah, dan emosional.
Kalau begitu, bukanlah lebih baik melupakannya saja?
Terkadang, kita sendiri yang membuat kita tidak bahagia, karena kita menyimpan kebencian pada seseorang.
Bagaimana caranya agar kita dapat melupakan orang yang kita benci?
(Baca juga: Duh, Membenci Kok Dijadikan Kebiasaan, Itu Racun yang Merusak Hidup Lo)
(Baca juga: Orang yang Kuat Mental Tidak Iri dan Membenci Kesuksesan Orang Lain)
(Baca juga: Tragis, Ternyata Masih Banyak Orang yang Membenci Dirinya Sendiri, Ini Sebabnya)
Simak beberapa tip dilansir dari Lifehack.org berikut ini:
1. Pertama, kita harus belajar menghilangkan kebencian itu
Perlu diketahui, kebencian adalah emosi yang sangat kuat.
Ia mempengaruhikita sangat besar, sehingga kita selalu fokus untuk membenci.
2. Pertanyakan perilaku benci kita tersebut
Mengapa kita membenci? Betulkah orang tersebut melakukan hal yang sangat merugikan kita?
Jangan-jangan sebenarnya karakter dan kepribadian kita yang salah atau respons kita yang tidak dewasa sehingga kita terus menyimpan benci.
3. Ambillah keputusan untuk memaafkan, sebab kita tidak bisa lagi mengubah apa yang telah terjadi
Namun yang pasti, kita bisa mengendalikan masa depan.
Jika kita memaafkan, kita bisa memulai lembaran baru yang lebih lega dan fresh.
Setelah kita memaafkan, kita tidak wajib kok membangun hubungan lagi dengan orang tersebut.
(Baca juga: Bahagia Itu Menemukan Keseimbangan antara Sukacita dan Konsekuensinya)
(Baca juga: Hati-hati! Tanpa Disadari 50 Hal Kecil Ini Mungkin Sudah Mencuri Kebahagiaan Anda!)
(Baca juga: Ingin Jalani Hari dengan Bahagia dan Produktif? Sinar Matahari Pagi Kuncinya)
4. Buang semua hal yang mengingatkan kita pada orang tersebut
Misalnya foto, pakaian, atau barang-barang lain yang bisa memicu kita untuk mengingatnya.
5. Fokuskan energi kita untuk melangkah menuju masa depan
Jangan biarkan kebencian kita malah mengganggu langkah dan rencana hidup kita, rugi sekali, bukan?