Find Us On Social Media :

Mbah Munijah yang Sempat Menolak Sepeda Jokowi

By Moh Habib Asyhad, Senin, 9 Oktober 2017 | 19:45 WIB

Intisari-Online.com - Kebiasaan Presiden Joko Widodo ketika berkunjung ke daerah-daerah adalah membagikan sepeda. Tapi tidak semua orang mau menerima hadiah pemberian presiden itu begitu saja.

Hal itu terjadi ketika Jokowi pergi Semarang.

Di sela kehadiran Presiden dalam penyerahan Kartu Indonesia Pintar (KIP) dan Program Keluarga Harapan (PKH) Provinsi Jateng, di SMAN 1 Kota Semarang, Senin (9/10), Jokowi memberi sambutan.

(Baca juga: Luar Biasa, Pria Ini Bisa Angkat dan Seimbangkan Banyak Benda di Dagunya. Termasuk Sepeda dan Sofa)

Di tengah-tengah itu, Jokowi meminta salah seorang penerima PKH naik ke panggung, terutama yang berusia di atas 70 tahun. Munijah pun maju ke depan.

Dalam dialog antara Jokowi dengan Munijah, Jokowi mengawalinya dengan menanyakan uang dari PKH akan digunakan untuk apa dan seterusnya.

Artone damel tumbas nopo? (Uangnya buat beli apa),” tanya Jokowi.

"Tumbas beras, bumbu pawon sak komplite, minyak, gendis, teh, kopi, brambang (Beli beras, bumbu dapur yang komplit, minyak, gula, teh, kopi, bawang merah)," jawab Munijah.

Presiden kemudian bertanya.

"Mbah, siapa nama saya?"

"Jokowi, Pak Jokowi to," jawab Munijah kemudian.

"Komplitnya siapa?" sahut Jokowi.

"Mboten ngertos (tidak tahu)," ucap Munijah.

"Lanjutane mboten saget (lanjutannya tidak bisa)?" tanya Jokowi lagi.

"Mboten, Joko sinten nggih? (Tidak bisa, Joko siapa ya)," jawab Munijah.

"Saya tanya ke Mbah kok malah balik tanya," celetuk Jokowi bercanda.

(Baca juga: Panglima TNI Sebut Presiden Jokowi Bingung, Kenapa Ya?)

Usai dialog tersebut, Munijah kemudian dipersilakan turun dari panggung untuk kembali ke kursi undangan.

"Mbah, tadi ke sini apa enggak pakai sandal?" tanya Jokowi.

Saat akan naik panggung, Munijah terlebih dahulu melepas sandal jepitnya. Namun ketika akan kembali, dia lupa tak mengenakannya lagi.

"Mbah, njenengan kersa sepeda, mboten? (Mbah, anda mau sepeda apa tidak?)," ujar Jokowi.

Seketika dijawab Munijah.

"Mboten."

"Heh, mboten? Nggih mpun nek mboten. (Hah tidak? Ya sudah kalau tidak mau)," ungkap Jokowi.

"Nek kangge putune nggih purun (kalau yang pakai cucu, boleh)," jawab Munijah.

"Nggih mpun, nih sepedane (iya sudah, ini sepedanya)," kata Jokowi disambut tawa dan tepuk tangan ribuan pelajar dan masyarakat penerima PKH yang hadir.

Pada kesempatan itu, Jokowi didampingi Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa membagikan KIP dan PKH pada perwakilan penerima.

Khofifah mengungkapkan, saat ini se-Indonesia akan ditambah 4 juta penerima PKH, sedangkan khusus Jateng akan ada tambahan 460 ribu penerima.

(Baca juga: Soal Pengadaan Senjata Ilegal, Jokowi Nyatakan Sudah Bertemu Langsung dengan Gatot Nurmantyo)

"Ini artinya bukan berarti kemiskinan di Jateng bertambah tapi Bapak Presiden ingin menambah perlindungan sosial pada seluruh rakyat Indonesia termasuk warga Jateng," katanya.

Khusus untuk Kota Semarang, akan ada tambahan 4.700 penerima di tahun 2018.

Kemudian total anggaran bansos di Jateng jika saat ini Rp5,3 triliun maka tahun depan menjadi Rp6,2 triliun.

(Artikel ini sudah tayang di Kompas.com dengan judul "Cerita Nenek 80 Tahun Sempat Tolak Sepeda dari Jokowi")