Advertorial

4 Mitos dan Fakta Seputar Donor Darah: Benarkah Pendonor Bisa Tertular Penyakit?

Muflika Nur Fuaddah
Adrie Saputra
Muflika Nur Fuaddah
,
Adrie Saputra

Tim Redaksi

Pasti Anda pernah mendengar mitos dan fakta seputar donor darah. Yuk cari tahu bagaimana kebenaran sebenarnya!
Pasti Anda pernah mendengar mitos dan fakta seputar donor darah. Yuk cari tahu bagaimana kebenaran sebenarnya!

Intisari-Online.com- Pasti Anda pernah mendengar mitos dan fakta seputar donor darah.

Ya, Anda pun tahu bahwa donor darah dapat menyelamatkan nyawa.

Namun, tetap masih banyak mitos seputar praktik tersebut.

Dalam artikel ini, kami akan berbagi beberapa mitos dan fakta seputar donor darah.

Baca Juga : Kerap Disepelekan Ini Manfaat 'Ajaib' Biji Semangka, dan Begini Cara Mengonsumsinya

Dengan informasi ini, maka diharapkan tak ada lagi kesalah pahaman dan Anda bisa memutuskan untuk melakukan donor darah atau tidak.

BAGAIMANA PROSEDUR DONOR DARAH?

Pertama, pendonor darah harus mengisi kuesioner tentang profil dan kesehatan mereka.

Baca Juga : 7 Trik Hack Tubuh Sendiri, Efektif Sembuhkan Banyak Masalah Kesehatan!

Mereka juga harus menandatangani formulir persetujuan.

Kemudian, dokter akan bertanggung jawab untuk menentukan apakah mereka dapat melakukan donor atau tidak.

Pada dasarnya, di bagian pertama ini, mereka mengonfirmasi apakah yang didonorkan ini cocok, baik dari pihak pendonor atau pun penerima.

Darah yang diambil sekitar 450 ml dan akan diproses dalam 24 jam berikutnya.

Baca Juga : Sangat Mengerikan, dari Manakah Virus HIV Pertama Kali Disebarkan?

Dalam jangka waktu itu, darah dibagi menjadi sel darah merah, plasma, dan trombosit.

Selama proses ini, tes yang sesuai juga dilakukan untuk menyingkirkan keberadaan agen infeksi dalam darah.

Sementara itu, pendonor harus minum dan makan sesuatu agar pulih kembali setelah melakukan donor darah.

Namun, tubuh membutuhkan waktu lebih lama untuk pemulihan:

  • Plasma membutuhkan waktu 24 jam untuk pemulihan
  • Sel darah merah: 3 hingga 5 minggu untuk pemulihan.
  • Trombosit: 8 minggu untuk pemulihan.
MITOS DAN KEBENARAN TENTANG DONOR DARAH

Selanjutnya, kita akan melihat beberapa asumsi umum seputar donor daran dan memberi tahu Anda mitos dan fakta seputar donor darah.

Baca Juga : 5 Menu Pilihan Sarapan yang Tidak Bikin Gemuk, Diet Tetap Enak dan Bisa Segera Dicoba!

1. Ada orang yang tidak seharusnya tak melakukan donor darah (FAKTA)

Tidak semua orang bisa menjadi pendonor darah.

Ada beberapa kriteria yang tidak memungkinkan beberapa orang menjadi pendonor.

Hal itu dipengaruhi oleh usia, berat badan, atau kondisi kesehatan.

Baca Juga : Jangan Lakukan 7 Rutinitas Pagi Seperti Ini Lagi! Bisa Memberi Dampak Negatif, Lo!

Berikut kriteria orang tak boleh melakukan donor darah:

  • Remaja berusia di bawah 18 tahun atau manula berusia lebih dari 65 tahun.
  • Mereka yang telah melakukan donor darah dalam kurun waktu 4 bulan terakhir.
  • Pasien penderita diabetes tergantung insulin.
  • Mereka yang menderita penyakit menular seperti AIDS, hepatitis B atau C, atau penyakit Chagas
  • Pasien kronis ginjal, paru-paru, atau jantung, serta dengan hipertensi arteri.
  • Orang yang menjalani perawatan untuk epilepsi.
  • Orang yang menggunakan narkoba.
2. Pendonor dapat tertular penyakit (MITOS)

Baca Juga : Bukan untuk Hal Negatif, ini Alasan Mengkhawatirkan Pria Habiskan 7 Jam di Toilet per Tahun Menurut Studi

Proses ekstraksi atau pengambilan darah dilakukan dengan menggunakan bahan steril sekali pakai.

Dalam pengertian ini, tidak ada risiko infeksi bagi orang yang mendonorkan darah.

Namun, beberapa orang mungkin akan mengalami beberapa keluhan ringan:

  • Memar: memar adalah salah satu efek samping yang paling sering terjadi setelah donor darah. Ini adalah konsekuensi dari pecahnya pembuluh darah dan berhubungan dengan tusukan yang buruk atau kurangnya tekanan di tempat tusukan.
  • Sinkop vasovagal: Ini adalah perasaan ingin pingsan yang terjadi ketika hanya ada lebih sedikit darah yang mampu mencapai otak. Ini terjadi karena detak jantung melambat dan pembuluh darah membesar.
Baca Juga : Sains Konfirmasi Bahwa Kehamilan Bisa ‘Menular’, Kok Bisa Yah?

Untuk mencegah pingsan, sebaiknya jangan mendonorkan darah saat berpuasa.

Selain itu, pada akhir ekstraksi, Anda harus bangun sedikit demi sedikit dan mulai minum dengan segera.

3. Transfusi adalah 100% aman bagi penerima (MITOS)

Risiko penularan beberapa penyakit untuk penerima darah masih tetap ada.

Baca Juga : Mungkinkah Penyakit Asam Urat Bisa Disembuhkan? Ini Jawaban para Ahli

Penyebab terjadinya kemungkinan ini adalah:

Pada analisis awal, infeksi tidak terdeteksi karena antibodi belum diciptakan.

Ketika pendonor adalah pembawa infeksi kronis yang menular, tetapi tidak menunjukkan gejala dan hasilnya negatif.

Kesalahan laboratorium.

Baca Juga : Berhubungan Intim di Usia Lanjut Apakah Berbahaya? Begini Penjelasannya

4. Setiap orang berhak memutuskan keterlibatan (FAKTA)

Kita semua memiliki kebebasan untuk memutuskan apakah kita ingin mendonorkan darah atau kita ingin menerima transfusi.

Penting untuk mempertimbangkan kemungkinan mendonorkan atau menerima transfisu darah kepada anggota keluarga.

Jika golongan darah Anda memungkinkan, maka ini akan mengurangi risiko infeksi bagi penerimanya.

Jadi, itulahmitos dan fakta seputar donor darah.

Apa yang ada di benak Andasetelah mengetahui kebenarannya?

Baca Juga : Wajib Lezat dan Bernutrisi, Makanan para Atlet Asian Games Habiskan Biaya Rp6,9 Milliar!

Artikel Terkait