Advertorial

Kenapa Darah dari PMI Mesti Bayar Padahal Berasal dari Donor Darah Gratis?

Yoyok Prima Maulana

Editor

Saat ini muncul anggapan miring mengenai transfusi darah yang dilaksanakan oleh  PMI. Salah satunya mengenai mahalnya harga darah.
Saat ini muncul anggapan miring mengenai transfusi darah yang dilaksanakan oleh PMI. Salah satunya mengenai mahalnya harga darah.

Intisari-online.com - Darah sangat penting di dalam tubuh manusia.

Namun seirngkali orang bertanya kenapa donor darah gratis tapi nerimanya harus bayar?

Inilah penjelasannya.

Kebutuhan darah di Indonesia sangatlah tinggi.

Baca juga:Jadi Pendonor Darah Selama 60 Tahun, Pria Ini Selamatkan 2,4 Juta Bayi

Mulai untuk menolong persalinan, mengobati suatu penyakit, dan penanganan kecelakaan yang korbannya mengalami kekurangan banyak darah.

Saat ini munculanggapan miring mengenai transfusi darah yang dilaksanakan oleh Palang Merah Indonesia atau PMI.

Salah satunya mengenai mahalnya harga darah yang dibutuhkan per kantongnya.

Masalah mengenai mahalnya harga satu kantong darah yang sekarang mencapai Rp.360.000 per kantong membuat masyarakat bertanya, kenapa mahal sekali untuk membeli satu kantong darah?

Baca juga:Panjang Umur, Salah Satu Manfaat Penting dari Donor Darah

Dr. Farid selaku selaku Ketua Pengurus Pusat PMI Bidang Kesehatan, Bantuan Sosial, Donor Darah dan Rumah Sakit PMI memberikan penjelasan seperti ini.

“Semua darah dari PMI itu gratis enggak harus bayar! Tapi, memang ada biaya yang harus di keluarkan, tapi untuk BPD atau Biaya Pemrosesan dari darah itu sendiri karena gak bisa langsung disalurkan dari pendonor ke penerima bukan buat bayar darahnya.”

Proses pengambilan darah dari pendonor memang tidak bisa langsung diberikan kepada penerima.

Ada tahapan yang harus dilakukan selama 6 jam sebelum darah bisa diberikan kepada penerima.

Baca juga:Di Balik Gempa Lombok, Ini Alasan Pulau Lombok Sering Alami Gempa

Darah mesti melalui tahap uji kelayakan bebas dari penyakit seperti HIV, Malaria, dan Hepatitis.

Juga dilihat kualitas darah yang bisa diberikan kepada penerima.

Harga kantong darah yang masih impor pun menjadi salah satu faktor kenapa harga sekantong darah begitu mahal.

Yang harus diluruskan disini adalah, setiap biaya yang dikeluarkan ketika membutuhkan darah adalah untuk biaya BPD bukannya harga si darah itu sendiri.

Di Indonesia sendiri membutuhkan kantong darah sekitar 5 juta pertahunnya dari 2 persen jumlah penduduk setiap daerah.

Sementara di DKI Jakarta membutuhkan 800 sampai 1000 kantong darah per harinya.

Semoga penjelasan ini bisa memberikan informasi kenapa donor darah gratis tapi menerimanya harus bayar. (Ulfa Karina)

Baca juga:Mengintip Perkebunan Mayat: Saat Ribuan Mayat Dibiarkan Membusuk, Diikat di Pohon, Hingga Direndam

Artikel Terkait