Advertorial
Intisari-Online.com – Kabar kurang baik datang dari salah satu legenda Timnas Brasil dan juga dunia, Ronaldinho Gaucho.
Kali ini, Ronaldinho dikabarkan didera kebangkrutan karena utang yang belum dilunasi.
Dilansir BolaSport.com dari Marca pada Rabu (11/7/2018), uang di rekening Ronaldinho saat ini kurang dari 6 euro (Rp101.000).
Ronaldinho dan sang kakak terjerat pembangunan ilegal di kawasan yang dilindungi.
Baca Juga : Bisnis Gagal dan Terjerat Hukum, Ronaldinho Terancam Bangkrut, Kini Hanya Punya Rp 101.000 di Rekening
Namun, tindakan menjual properti tersebut juga belum mampu melunasi utang Ronaldinho yang sudah menggunung karena ia menghadapi konflik peradilan selama empat tahun.
Masalah ini semakin pelik karena gaya hidup Ronaldinho yang kian tak sesuai kantong. Saat terlilit utang, Ronaldinho masih sanggup bepergian ke China dan Jepang.
Mantan bintang Paris Saint-Germain dan Barcelona ini juga baru saja mengunjungi beberapa negara di Benua Eropa dan Afrika untuk menghadiri peluncuran sepatu Nike khusus yang mengatasnamakan dirinya.
Menurut sang jaksa, hal tersebut seharusnya bisa mendatangkan pundi-pundi uang bagi Ronaldinho.
Kini, dia menghadapi ancaman penyitaan paspor miliknya jika tak segera melunasi utang.
Kejadian yang menimpa Ronaldinho bukanlah kali pertama seorang pemain atau mantan pemain sepak bola yang bangkrut.
Lalu mengapa begitu banyak pemain sepak bola yang bangkrut?
Dilansir dari FourFourTwo pada 18 September 2017, salah satu alasannya adalah gaya hidup yang mewah.
Pemain sepak bola, pasangannya, atau keluarga terungkap memiliki kehidupan yang mewah. Seperti salah satu episode ‘Footballers Wives’.
Contoh ada seorang pemain sepak bola yang bermain untuk tiga klub menangis saat mengetahui dia bangkrut.
Dia bahkan memohon kepada hakim untuk mengurangi pembayaran perawatan anaknya setelah menghabiskan kekayaannya.
Atau kisah tiga pemain Liga Inggris yang terungkap bahwa 40% dari finansial mereka mengalami masalah selama karier dan hingga pensiun.
Baca Juga : Perankan Tokoh Ahok, Inilah Upaya Keras yang Harus Dilakukan Daniel Mananta
Bukankah gaji pemain sepak bola itu sangat besar? Terutama jika mereka bermain di Liga besar di dunia atau klub besar di dunia.
Jawabannya benar. Gaji mereka tinggi. Hanya saja, ketika mereka selesai menandatangi kontrak profesional mereka, mereka langsung menghabiskannya.
Pernyataan tersebut diungkap seorang pemain Liverpool. Di mana ia langsung pergi ke dealer mobil.
Tanpa berpikir dua kali, dia langsung membeli sebuah Range Rover. Padahal setelah itu, dia menyadari bahwa dia tidak mampu membayar cicilan.
Peter Fairchild, penasihat pajak berkata bahwa sikap seperti itu sudah menjadi hal biasa di kalangan pemain Liga Premier. Apalagi pemain muda.
"Mereka ingin naik mobil ‘mengkilat’ ke tempat latihan dan tidak ingin terlihat mengendarai ‘mobil umum’,” ucap Fairchild.
Contoh lain, Danny Cadamarteri, mantan pemain Everton, mengatakan dia mendapatkan 35.000 Pound (Rp678 juta) per Minggu.
Namun ia tetap berjuang untuk memenuhi kebutuhan pada akhir bulan setelah dia membagikan gajinya kepada keluarga, teman dan kenalan.
Investasi buruk
Untuk seorang pemain sepak bola, teman sejati bisa sulit ditemukan.
“Pada satu tahap, saya mendapat 30 penawaran dari orang-orang yang berbeda," kata Louis Saha, mantan striker Manchester United, Everton, dan Spurs.
“Ketika Anda seorang pemain, Anda tidak punya waktu untuk melakukan riset dengan benar. Seperti siapa yang harus Anda dipercaya dan siapa yang tidak.”
“Namun di sisi lain, sulit untuk mengatakan, ‘Tidak, saya tidak ingin berinvestasi’.”
Pada akhirnya, pemain berusia 38 tahun tersebut kehilangan beberapa juta Poundsterling.
"Saya akhirnya kehilangan jumlah enam digit," mengakui Saha.
"Setelah itu, saya mulai khawatir tentang uang dan saya tahu saya harus lebih berhati-hati."
Baca Juga : Film 'A Man called Ahok' Bakal Tayang, Ini 5 Film Tokoh Berpengaruh Indonesia Lainnya!
Saha bukan satu-satunya yang tergoda oleh skema yang menguntungkan. Salah stu pemain Premier League nyaris kehilangan 100.000 Pounds ketika dia memilih berinvestasi di Maroko.
Padahal investasi tersebut telah direkomendasikan kepadanya oleh rekan setimnya.
Berjudi
Sebuah studi oleh Federasi Pemain Profesional pada tahun 2014 menemukan pemain sepak bola leb tiga kali lebih mungkin melakukan judi.
Dokter Henrietta Bowden-Jones, yang bekerja sebagai konsultan psikiater dalam kecanduan judi untuk Rumah Sakit Nightingale, mengatakan di antara pasiennya adalah olahragawan elit.
Dia percaya lingkungan yang kompetitif dalam dunia sepakbola, membuat mereka rentan untuk membuang semua kekayaan mereka.
“Judi menjadi pilihan ketika seorang pemain ingin melarikan diri atau percaya diri bahwa dia akan berhasil.”
“Padahal tidak ada yang bisa memprediksi hasiul pertandingan. Apalagi mengkombinasikannya dengan uang. Itu dua kombinasi yang sangat berbahaya.”
Alasan lain kenapa pemain memilih berjudi adalah karena dia kesepian.
Ingat demi mengejar mimpinya sebagai pemain sepak bola dunia, beberapa pemain harus tinggal jauh dari keluarga dan teman-temannya.
"Saya tidak kenal siapa pun di London, jadi saya mulai berjudi untuk membunuh beberapa waktu setelah pelatihan,” kata seorang mantan pemain Liga Premier.
Pemain tersebut mengatakan hampir semua pemain memilih untuk berjudi sebagai cara untuk menghilangkan kebosanan.
Misal dalam perjalanan ke pertandingan tandang dan setelah sesi pelatihan tentang tur pra-musim.
Baca Juga : Tolak Operasi, Wanita Ini Berhasil Atasi Obesitas Ratusan Kilogram, Tampilannya Sekarang Bikin Pangling!