Juga diameter tiga buah kanal yang melingkar.
Kanal pelabuhan berlapis tiga itu mengelilingi istana utama, pura peribadatan, dan konon juga kuburan Poseidon.
Ketiga bangunan itu dikepung oleh benteng yang kokoh.
Masing-masing pelabuhan yang terpisah oleh kanal-kanal itu dapat dilalui ratusan kapal besar.
Kanal dipisahkan oleh daratan yang dipakai untuk berbagai kegiatan seperti balapan kuda dan olahraga lainnya.
Pembangunan pura dimaksudkan untuk mengenang jasa Poseidon dan Cleito leluhur bangsa Atlantis.
Disebutkan, atap pura suci terbuat dari gading gajah, dindingnya bersepuh emas dan perak.
Di dalam pura ada patung besar dari emas, menggambarkan Poseidon naik kereta emas yang ditarik enam kuda terbang.
Secara sosial, bangsa Atlantis lebih menekankan fasilitas dan kepentingan umum.
Terbukti dengan dibangunnya taman dan pemandian umum.
Digambarkan pula taman dengan tanaman bunga beraneka ragam, pancuran air panas dan dingin, tempat mandi raja, tempat mandi wanita, bahkan tempat mandi kuda beserta ternak lainnya!
Bangsa Atlantis juga mengenal kerajinan dan keterampilan mengolah berbagai jenis logam, dari perunggu, perak, hingga emas.
Arsitektur juga terbukti canggih dengan pusat kerajaan berbentuk bundar, dikelilingi 3 pelabuhan yang terbelah oleh 4 kanal itu.
(Artikel ini pernah dimuat di Majalah Intisari edisi April 1994)
Penulis | : | Ade Sulaeman |
Editor | : | Ade Sulaeman |
KOMENTAR