Advertorial
Intisari-Online.com – Jangan remehkan luka sekecil apapun di tubuh kita. Bila dibiarkan bisa jadi akan membawa masalah di kemudian hari.
Seperti yang dialami oleh ibu dua anak, Anita Clark (50 tahun) dari Clayton, Manchester, Inggris.
Wajahnya jadi membengkak akibat goresan kecil pada lubang hidungnya saat berkebun.
Cerita berawal pada 6 Juli lalu, usai bekerja sebagai perawat, ia berkebun di rumahnya. Tidak berapa lama ia merasa tidak enak badan.
“Aku merasakan keanehan seperti mau pingsan dan tidak enak badan, aku pikir karena berkebun. Jadi aku putuskan untuk cepat tidur agar paginya merasa enakan untuk bekerja,” cerita Anita.
Namun ketika ia bangun keesokan paginya, ia merasa panas dan sakit kepala. Meskipun demikian ia tetap berangkat kerja.
Saat di kantor, teman-temannya melihat kepadanya dan berkata: “Anita, hidungmu seperti hidungnya Rudolph!”
Rudolph adalah salah satu rusa Santaklaus yang berhidung merah.
Anita segera bercermin dan ia menyadari hujung hidungnya memerah. Ia juga merasa sedikit panas tetapi tidak memikirkannya.
Ia terus bekerja hingga ia mulai merasa semakin panas, berkeringat, dan merasa tidak enak.
Akhirnya ia minta izin pulang kepada bosnya yang menyuruhnya langsung tidur.
Di rumah ia langsung tidur dan baru bangun saat suaminya pulang dari kantor. Saat itu tubuhnya sangat berkeringat dan tidak bisa bernafas dengan benar.
“Aku menelepon layanan darurat 111 dan menceritakan gejala-gejala yang dialaminya. Mereka menyuruh saya segera ke rumah sakit secepat mungkin. Begitu kami tiba di Manchester Royal Infirmary, aku langsung diberi antibiotika agar lebih nyaman,” kata Anita pada situs Caters News Agency.
Meskipun demikian, pagi harinya wajahnya mulai bengkak dua kali lipat. Dokter pun mendiagnosa Anita terkena cellulitis.
Cellulitis adalah infeksi pada kulit yang dapat menyebabkan sepsis (infeksi darah) atau kerusakan ginjal bila tidak cepat ditangani.
Mulanya dokter mengatakan cellulitis itu mungkin disebabkan pemakaian kuas make-up.
Tetapi Anita mengatakan bahwa ia hanya sekali-sekali saja memakai pemerah pipi.
Setelah dilakukan pemeriksaan lebih lanjut, ternyata ada goresan kecil di lubang hidung Anita.
Diduga bakteri masuk lewat goresan itu saat ia berkebun yang menyebabkan cellulitis ini.
Keesokan harinya Anita terbangun dengan wajah lebih bengkak lagi dan tidak bisa melihat karena matanya nyaris tertutup.
Beruntung dari pemeriksaan dengan sinar X dan pindai mata, cellulitis itu belum mengenai matanya.
Perlu waktu 5 minggu hingga wajah Anita kembali normal. Sejak saat itu ia semakin berhati-hati saat berkebun.