Intisari-Online.com – Siang itu di hari Minggu. Harum gurihnya mentega yang dipanggang tercium sangat tajam dari toko kue Kartika Sari.
Suasana di dalam toko kue kebanggaan urang Bandung di daerah Kebon Kawung, dekat stasiun kereta api ini tampak penuh sesak.
Meski “toko pusat” Kartika Sari ini berlokasi di gang sempit, minat pembeli untuk berbelanja di sini tak pernah surut.
(Baca juga: Resto Sambara Melestarikan Makanan Tradisional Sunda yang Terlupakan, Suananya Sunda Banget)
Puluhan pembeli bergerombol di depan meja kasir. Beberapa lagi heboh menunjuk-nunjuk deretan kue di rak dan di lemari pajang dari kaca.
Para pelayan juga terlihat sibuk. Mereka keluar-masuk dari dapur ke ruang toko sambil membawa setumpuk dus kue berisi molen yang masih hangat, karena baru dikeluarkan dari oven.
Setiap kali dus-dus ini sampai di meja kasir, segera saja habis ludes dibawa para pelanggan.
Toko kue miliki Ny. Agus ini bisa dipastikan setiap akhir pekan selalu dipenuhi pembeli yang berasal dari dalam dan luar kota Bandung.
Mereka memborong kue-kue yang dijual di sini untuk oleh-oleh kerabat atau sebagai bekal di perjalanan.
Kue yang digelar di meja kaca beranega ragam bentuk dan rasanya. Mulai dari kue basah dan jajan pasar, macam-macam klethikan, hingga cake serta pastry.
Meskipun banyak cakeshop di Bandung yang memproduksi pisang molen, bikinan Kartika Sari tetap menjadi pilihan nomor satu di Bandung.
Apa sih daya tarik molen Kartika Sari hingga begitu banyak orang yang memburunya?
Penulis | : | Moh Habib Asyhad |
Editor | : | Moh Habib Asyhad |
KOMENTAR