Angka ini melonjak Rp1.069 triliun dibandingkan dengan posisi utang pada akhir 2014 lalu.
Utang pemerintah diperkirakan akan terus membengkak seiring pelebaran defisit anggaran yang diperkirakan mencapai 2,92 persen pada tahun ini.
Di tengah kondisi pelik itu, pemerintah coba mendorong skema pembangunan tanpa harus membebankannya pada anggaran negara, yakni dengan melibatkan pihak swasta.
Peran swasta di dalam pembangunan diperbesar.
Namun swasta juga hitung-hitungan, tak mau berinvestasi di bidang infrastruktur yang margin keuntungannya kecil.
Sementara itu, banyak proyek stategis nasional merupakan proyek pembangunan infrastruktur yang dianggap tidak menguntungkan bagi swasta lantaran ada di pelosok-pelosok republik.
Pemerintah lantas mulai mendorong skema pelepasan infrastruktur yang menguntungkan kepada swasta.
Misalnya, pengelolaan jalan tol di Jabotabek, atau bandara internasional diserahkan ke swasta.
Dana hasil pelepasan infrastruktur itu lantas digunakan untuk membangun infrastuktur di pelosok.
Namun pemerintah menyadari, hal ini masih sulit dilakukan lantaran tidak semua pihak di pemerintah maupun BUMN setuju.
Pemerintah menilai masih perlu waktu untuk mengubah paradigma pembangunan di tubuh pemerintah dan BUMN dalam waktu bersamaan.
(Yoga Sukmana)
Artikel ini sudah tayang di kompas.com dengan judul “Peliknya Pemerintah, Tambah Utang atau Infrastruktur Kian Tertinggal”.
Penulis | : | Ade Sulaeman |
Editor | : | Ade Sulaeman |
KOMENTAR