Kekuatan udara AS yang dikerahkan tidak hanya jet-jet tempur saja tapi juga didukung satu batalyon heli tempur AH-64 Apache dari US Army 11th Aviation Regiment dan diterbangkan oleh para pilot dari Fort Bragg’s 82nd Airborne Attack Helicopter Battalion.
Salah satu tugas para pilot Apache adalah memandu serangan udara yang dilancarkan oleh jet-jet tempur NATO.
Gempuran udara oleh jet-jet tempur NATO ternyata tidak dibiarkan begitu saja oleh Angkatan Udara Yugoslavia.
Meskipun militer Yugoslavia hanya memiliki jet tempur dalam jumlah terbatas seperti MiG-29, pilot-pilot AU Yugoslavia tetap terbang untuk melaksanakan perlawanan.
Kekuatan AU Yugoslavia berusaha gigih melancarkan perlawanan di udara tapi hanya berakibat pada rontoknya pesawat dan nyawa para pilotnya.
Namun, sejumlah pesawat NATO berhasil ditembak jatuh juga oleh sistem pertahanan antiserangan udara yang digelar militer Yugoslavia.
Salah satu jet tempur USAF yang berhasil ditembak jatuh oleh militer Yugoslavia bahkan menciptakan kegemparan dan sekaligus menjadi peristiwa bersejarah .
Pasalnya pesawat tempur yang berhasil ditembak jatuh adalah pesawat siluman F-117 Nighthawk yang sudah memiliki reputasi antiradar dan sangat sulit tertembak jatuh.
(Baca juga: Demi Terkuat di Eropa dan Timur Tengah, Turki Kembangkan Jet Tempur Siluman)
Tertembak jatuhnya F-117 berlangsung pada 27 Maret 1999 ketika empat pesawat Nighthawk melancarkan misi serangan udara di atas kota Belgrade.
Tapi sejumlah serangan udara pada target tertentu terpaksa dibatalkan karena mendapat perlindungan dari sistem pertahanan udara canggih buatan Rusia, IADS (Integrated Air Defense System) dan keempat Nighthawk pun memutuskan kembali ke pangkalannya di Aviano AFB, Italia.
Batalnya serangan udara ke sasaran yang dilindungi oleh IADS jelas menunjukkan bahwa F-117 ternyata rawan juga oleh sergapan rudal pelacak panas itu.
Penulis | : | Moh Habib Asyhad |
Editor | : | Moh Habib Asyhad |
KOMENTAR