Setelah dilakukan beberapa kali perundingan dengan Penguas Lubenham, ternyata pemilik gedung sebelumnya yakni keluarga Bosworth, telah mewariskan seluruh isi rumah itu kepada putri mereka, termasuk sepasang sandal dan potret tersebut.
Setelah menelusuri sang pewaris hingga ke dekat Leicester, benda-benda itu kemudian dikembalikan ke tempatnya semula. Segala gangguan pun berhenti.
Sekali lagi rumah itu berpindah tangan. Kali ini kepada Thomas Halford, yang tidak terpengaruh atau merasa gentar dengan berbagai kisah tentang kutukan dan gangguan tersebut.
Dia lalu meminjamkan sandal itu untuk dipamerkan di Paris. Selama satu tahun sepatu sandal itu tidak bisa diperoleh kembali hingga akhir pameran, seluruh gedung itu dikosongkan selama absennya sandal tersebut, karena hampir setiap hari si penghuni diganggu makhluk halus.
Tidak tahan dengan peristiwa yang terus menerus menghantui, Halford akhirnya menjual rumah tersebut pada tahun 1884 kepada C.W. Walker.
Menyadari berbagai kisah yang menyertai benda-benda Papillon, Walker memutuskan membuat suatu tempat penyimpanan sandal di dalam dinding yang tahan api.
Semuanya kemudian berjalan dengan lancar tanpa gangguan. Walker pun tinggal di sana dengan tenang selama 19 tahun sampai akhirnya rumah itu dijual sekali lagi kepada Kapten Frank Bellville di tahun 1903.
Gedung dirombak
Segera setelah pindah ke Gedung Papillon, Belville melakukan berbagai perubahan yang dipimpin seorang arsitek ternama dunia, Sir Edward Lutyens.
Pekerjaan segera dilaksanakan tahun itu dan sepasang sandal itu kemudian dikirimkan ke keluarga seorang pengacara agar disimpan dengan aman.
Selama renovasi berlangsung, sederet kecelakaan terjadi dan salah seorang tukang tewas karena terjatuh.
Perusahaan itu kemudian menolak menyelesaikan pekerjaan dan dicari tukang-tukang yang baru.
Penulis | : | Ade Sulaeman |
Editor | : | Ade Sulaeman |
KOMENTAR