Anak Oki Setiana Dewi Terkena Campak: Mungkinkah Anak Tetap Sakit Meski Sudah Divaksinasi?

Ade Sulaeman

Editor

Vaksin yang dibutuhkan anak
Vaksin yang dibutuhkan anak

Intisari-Online.com -Kabar tentang sakit campak yang diderita oleh dua anak Oki Setiana Dewi menjadi perbincangan sejak Senin (12/6/2017).

Hal ini tidak lain setelah seorang bernama Piprim Basarah Yanuarso mengaku pernah mengingatkan Oki agar memvaksinasi kedua anaknya.

(Baca juga:Wahai Para Orangtua, Inilah 5 Vaksin yang dibutuhkan anak dalam pertumbuhannya)

Namun, menurut Piprim, Oki menolak karena memang antivaksin.

Sampai berita ini diturunkan, belum ada konfirmasi langsung dari Oki.

Namun, sang suami,Ory Vitrio menyatakan bukan masalah vaksin atau tidak vaksin yang menjadi hal penting untuk dibahas terkaitanaknya terkena campak.

"...vaksin nggak vaksin prosesnya sama. Nggak bisa disalahin juga karena nggak imunisasi atau imunisasi. Anak saya ini, dibilang imunisasi atau nggak pun ya intinya sama aja prosesnya," ujar Ory seperti dikutip daridetik.com.

Memang tidak ada jawaban pasti. Namun, jika memang anak Oki sudah divaksin, kok masih bisa terserang campak?

Lebih luas lagi, muncul pertanyaan, benarkah seorang anak masih dapat terkena penyakit meski sudah diimunisasi?

(Baca juga:Jangan Salah! Anak Campak Boleh Mandi)

Pertanyaan ini pula yang membuat banyak orang tua bertanya tentang manfaat vaksinasi. Soalnya, walaupun sudah divaksin, si anak toh masih sering jatuh sakit.

Sesungguhnya vaksin itu hanya memberikan perlindungan terhadap jenis vaksin yang disuntikkan.

Misalnya, vaksin pertusis memberikan perlindungan terhadap penyakit pertusis. Begitu pula vaksin polio. Jadi, tidak otomatis menjadikan si anak kebal terhadap segala penyakit.

Selain itu, kuat lemahnya perlindungan terhadap penyakit juga ditentukan oleh berbagai faktor lain, seperti daya antigenitas vaksin, keadaan sistem imunitas tubuh anak, faktor gizi, dan lain-lain.

Begitu pula harus diperhatikan bagaimana cara kuman menyerang tubuh kita. Dulu kita mengenal vaksin kolera yang ditujukan untuk menangkal penyakit kolera (yang menimbulkan muntah berak).

Vaksin tersebut diberikan lewat suntikan dan menimbulkan kekebalan di dalam darah kita

Padahal, kolera masuk ke tubuh melalui makanan dan minuman yang tercemar. Di usus halus, kuman kolera berkembang biak dan menimbulkan penyakit. Tetapi kuman tidak masuk ke darah.

Jadi, kekebalan dalam darah tidak menimbulkan kekebalan pada saluran usus yang menjadi pintu masuk kolera. Oleh karena itu tidak dianjurkan lagi vaksinasi kolera.

Anak yang telah divaksinasi memang masih mungkin terserang penyakit. Tetapi biasanya penyakit timbul dalam bentuk yang lebih ringan dan berlangsung lebih singkat.

Hal ini dapat terjadi karena antibodi yang terbentuk dalam tubuh mempunyai waktu paruh.

Jadi, dengan bertambahnya waktu, terjadi proses penghancuran yang memperlemah daya tangkal antibodi.

Namun, secara keseluruhan pemberian vaksinasi yang memadai memberikan proteksi dan menyebabkan anak terbebas dari penyakit.

Selain itu ada lagi keuntungan anak yang sudah divaksinasi.

Jika suatu ketika anak Anda sekolah di AS misalnya, orang tua tidak perlu memperlihatkan rapor, surat pindah sekolah, ataupun akte kelahiran yang sudah diterjemahkan.

Yang penting justru surat keterangan sudah divaksinasi.

Artikel Terkait