Advertorial
Intisari-Online.com – Kasus tewasnya jurnalis Jamal Khashoggi berbuntut panjang.
Meski pemerintah Arab Saudi sudah mengakui bahwa sang jurnalis memang tewas di kantor konsulat negara itu di Istanbul, Turki, namun nyatanya ada masalah lain.
Yaitu, ada kemungkinan sejumlah kalangan di lingkungan istana kerajaan Arab Saudi mendiskusikan kemungkinan perubahan garis suksesi kepemimpinan.
Hal tersebut dikatakan sumber intelijen seperti dilaporkan situs berita Middle East Eye pada Jumat (19/10).
Sumber yang tak mau disebutkan namanya itu mengatakan, kasus ini mengakibatkan Pangeran Mohammed bin Salman (MBS) diawasi ketat.
Seperti yang kita ketahui Mohammed bin Salman bin Abdul Aziz al-Saud adalah Putra Mahkota Kerajaan Arab Saudi.
Pria kelahiran 31 Agustus 1985 ini memanglah salah satu putra Raja Salman dan ditunjukan sebagai Putra Mahkota oleh Raja Salman pada 21 Juni 2017.
Tidak hanya menjadi Putra Mahkota, Mohammed bin Salman juga Wakil Perdana Menteri (PM) dan Menteri Pertahanan (Menhan) Arab Saudi.
Mohammed bin Salman juga Ketua Dewan Urusan Ekonomi dan Pembangunan.
Sementara istri dari pria berusia 33 tahun tersebut adalah Putri Sarah binti Pangeran Mashyur bin Abdul Aziz Al Saud dan memiliki empat anak, yaitu Pangeran Salman, Pangeran Mashyur, Putri Fahdah, dan Putri Noura.
Putra Mahkota Mohammed bin Salman menyelesaikan Studi Sarjana dalam bidang Hukum dari Universitas Raja Saud dan ikut terjun ke politik sejak lama.
Karier politiknya dimulai pada 10 April 2007 saat dia diangkat sebagai Penasihat paruh waktu di Badan Intelejen di Kabinet.
Lalu kariernya melesat.
Seperti diangkat sebagai Ketua Mahkamah dan Penasihat Putra Mahkota setingkat dengan Menteri pada Maret 2013.
Lalu pada 23 Januari 2015, Mohammed bin Salman diangkat sebagai Menteri Pertahanan, Ketua Mahkamah Kerajaan, dan Penasihat Khusus Pelayan Dua Tanah Suci setingkat dengan Menteri.
Sebagai Menteri Pertahanan, Mohammed bin Salman telah menjadi komandan terkemuka Operasi Badai, sebuah operasi militer besar pertama di Arab Saudi pada abad ke-21.
Total ada 100 jet tempur canggih dan 150 ribu tentara yang dikerahkan pemerintah Arab Saudi untuk menumpas kelompok Hutsi di Taman.
Hingga akhirnya menjadi Putra Mahkota Kerajaan Arab Saudi pada 21 Juni 2017 menggantikan Mohammed bin Nayef.
Mohammed bin Nayef adalah keponakan Raja Salman.
Hanya dua tahun dia menjadi Putra Mahkota sebelum digantikan oleh Mohammed bin Salman.
Putra Mahkota Mohammed bin Salman juga sering mengikut kegiatan amal.
Seperti membentuk Yayasan Sosial Pangeran Muhammad bin Salman Misk al-Khairiyyah hingga menjadi Ketua Majelis Sekolah Non-profit Riyadh.