Intisari-Online.com - Seandainya Kepolisian RI tak bergerak cepat membongkar kebohongan Ratna Sarumpaet soal penganiayaan yang dialaminya, bisa jadi Indonesia sudah 'berdarah-darah'.
Sebab masyarakat akan terbelah pendapatnya, dan berujung pada konflik diantara masyarakat sendiri.
Hal itu terungkap dalam diskusi bertema 'Negara Darurat Hoaks' yang digelar Masyarakat Anti Fitnah Indonesia di Gedung Kominfo, Jakarta, Selasa (16/10) sore.
Salah satu pembicara, Saor Siagian, mengatakan dirinya merasa merinding saat lagu Indonesia Pusaka diputar di awal diskusi itu.
Baca Juga : Disebut Gunakan Uang Dana Kemanusiaan untuk Sedot Lemak, Ratna Sarumpaet pun Buka Suara
Dirinya membayangkan betapa mahalnya persatuan Indonesia yang hampir saja rusak hanya karena hoaks yang disebarkan oleh Ratna Sarumpaet dll.
"Indonesia pasti berdarah-darah sekiranya Polisi tidak bergerak cepat membongkar hoaks Ratna itu," kata Saor, yang dikenal juga sebagai anggota Forum Advokat Pengawal Konstitusi itu.
Sekjen DPP PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto, yang menjadi peserta di diskusi itu, mengaku sependapat dengan Saor.
Dia mengingat, pada hari pertama hoaks Ratna diledakkan, Prabowo didampingi tokoh seperti Amien Rais, mengajukan gugatan keras.
Baca Juga : Inilah Kumpulan Meme Viral Terkait Hoaks Ratna Sarumpaet
Prabowo berpidato, berusaha menusuk jantung pemerintahan Jokowi yang dituduh melanggar HAM.
"Pemerintahan Pak Jokowi dituduh melanggar HAM, dituduh melakukan penganiayaan pada seorang ibu-ibu usia 70-an tahun. Sangat dashyat. Pidato yang bisa membakar negeri dengan pertumpahan darah," kata Hasto.
Hasto melanjutkan, dengan gerak cepat Kepolisian, hoaks Ratna terbongkar. Dan Prabowo mengaku bahwa dia memang grasa-grusu.
Source | : | tribunnew.com |
Penulis | : | Intisari Online |
Editor | : | Ade Sulaeman |
KOMENTAR