Advertorial

Metode Pengobatan Melawan Tumor dengan Imunoterapi, Sayangnya Tidak Bisa Pengobatan Tunggal

Adrie Saputra
K. Tatik Wardayati
,
Adrie Saputra

Tim Redaksi

Selain faktor keturunan dan kebiasaan hidup, kanker pada dasarnya disebabkan oleh fungsi limfosit pembunuh tumor dalam sistem kekebalan tubuh menurun.
Selain faktor keturunan dan kebiasaan hidup, kanker pada dasarnya disebabkan oleh fungsi limfosit pembunuh tumor dalam sistem kekebalan tubuh menurun.

Intisari-Online.com – Penyebab utama orang menderita kanker ada dua, yakni faktor keturunan dan kebiasaan hidup.

Tapi pada dasarnya disebabkan oleh fungsi limfosit pembunuh tumor dalam sistem kekebalan tubuh yang menurun.

Oleh sebab itu, pengambilan tumor lewat pembedahan, kemoterapi, dan radioterapi tidak menjamin kesembuhan pasien.

Selalu ada risiko kambuh karena kekebalan tubuh penderita rendah. Saat umur manusia makin tua, biasanya limfosit pembunuh tumor berkurang atau bahkan berhenti berproduksi.

Baca Juga : Istri Indro Warkop Meninggal: Waspada, Antioksidan Beta Karoten Justru Memicu Kanker Paru Bagi Perokok

Namun sel ini sebetulnya bisa dikembangbiakkan di laboratorium dan disuntikkan kembali ke tubuh. Fungsi antikankernya sama efektif dengan sel asli.

Metode ini disebut imunoterapi. Diyakini cukup baik untuk mencegah metastasis (penyebaran kanker), kekambuhan, memperlambat pertumbuhan kanker.

Imunoterapi sendiri merupakan kombinasi dari pemanfaatan sel T (T-cells), vaksin sel dendrit (DC), cytokine induced killer (CIK) cells, sitokin, vaksin campur (MV), dan beberapa obat lain untuk meningkatkan kekebalan tubuh.

Sel T adalah bagian dari darah putih pasien yang memiliki kemampuan pertahanan dan aktivitas membasmi sel kanker.

Baca Juga : Istri Indro Warkop DKI Meninggal Dunia: Walau Perokok Pasif, Wanita Lebih Rentan Terkena Kanker Paru

Sel T diambil dari tubuh pasien, dipilih yang bagus, dan diperbanyak. Hasilnya dimasukkan kembali ke tubuh pasien untuk meningkatkan kekebalan tubuh dan membasmi sel kanker.

Adapun sel dendrit berfungsi memproses dan menunjukkan antigen tumor agar dibasmi oleh sistem kekebalan tubuh.

Berdasarkan kondisi pengembangbiakkan sel, sel-sel tersebut akan diinfus ke pasien melalui pembuluh darah vena pada saat sel berkembang biak paling pesat.

Baca Juga : Istri Indro Warkop Meninggal Karena Kanker Paru: Perubahan Kecil pada Kuku Ini Bisa jadi Salah Satu Tandanya

Masa kultur sel biasanya 7 – 12 hari. Sel dendrit dan sel T sebaiknya diambil dari darah pasien. Jika tidak cukup, sel T bisa diperoleh dari darah orang lain yang sudah dipastikan dulu kesehatannya.

Jika dilakukan dengan benar, metode imunoterapi diyakini bisa membantu daya tahan tubuh pasien untuk melawan kanker.

Tapi, hingga saat ini metode imunoterapi belum bisa dipakai sebagai metode tunggal pengobatan kanker.

Teknik ini masih harus disertai dengan kemoterapi atau radiologi. (Sumber: Imunoterapi untuk Tumor dari Fuda Cancer Hospital – Intisari Health 2016)

Baca Juga : Istri Indro Warkop Meninggal Dunia: Perokok Pasif Juga Bisa Kena Kanker Paru-Paru, Lo, Ini Contoh Kasusnya!

Artikel Terkait