Advertorial
Intisari-Online.com - Tim SAR masih terus mencari puluhan korban yang diduga masih terjebak di balik reruntuhan Hotel Roa-Roa di Jalan Pattimura, Kota Palu.
Gempa bermagnitudo 7,4 telah meruntuhkan hotel tersebut rata dengan tanah.
Berikut sejumlah fakta di balik reruntuhan hotel di kawasan Maesa, Kelurahan Lolu Timur tersebut.
Baca Juga : Terkenal Ganas dan Tak Mau Kalah, Ini 3 Senjata Andalan Bajak Laut yang Mampu Lumpuhkan Musuhnya
1. Hotel memiliki 80 kamar, 76 kamar telah terisi
Menurut BNPB, hotel berbintang tiga tersebut merupakan salah satu bangunan yang mengalami kerusakan paling parah pascagempa dan tsunami di Donggala dan Palu.
"Dilaporkan, di hotel yang memiliki 80 kamar itu terdapat 76 kamar yang sedang terisi oleh tamu hotel yang menginap," ujar Kepala Pusat, Data, dan Informasi BNPB Sutopo Purwo Nugroho dalam jumpa pers di kantor BNPB, Sabtu (29/9/2018) siang.
Tim SAR tidak bisa berbuat banyak untuk melakukan evakuasi korban karena belum ada alat berat.
Kondisi bangunan hotel roboh secara bertumpuk semakin menyulitkan evakuasi dan pencarian korban.
Baca Juga : Cukup dengan 10 Menit Olahraga Ini, Ingatan Anda Akan Bertahan Lama
2. Nasib atlet Paralayang Asian Games
Kepala Pelatih Tim Nasional Paralayang saat Asian Games 2018 kemarin, Gendon Subandono menyebutkan, dari sekitar 30 atlet yang sedang bertanding di Palu, tinggal tujuh atlet yang belum diketahui keberadaannya hingga Minggu (30/9/2018) pagi.
"Kan saya sudah mendata semua yang ada di situ, yang belum ada kabar tinggal 7 orang itu," katanya melalui sambungan telepon kepada Kompas.com, Minggu (30/9/2018).
Ketujuh atlet itu menginap di Hotel Roa Roa, Palu, Sulawesi Tengah, yang runtuh akibat bencana gempa dan tsunami yang melanda daerah tersebut pada Jumat (28/9/2018).
Gendon mengatakan, ketiadaan listrik serta sistem komunikasi yang belum pulih menjadi kendala.
Proses komunikasi dengan Pengurus Provinsi (Pengprov) Paralayang Sulawesi Tenggara, yang memantau di lapangan menjadi terbatas.
Baca Juga : Berpura-pura Alami Kecelakaan, Pria ini Sukses Bikin Pacarnya Nangis dan Melamarnya
3. Diduga korban yang terjebak mencapai 50 orang
Kepala Badan SAR Nasional ( Basarnas) M Syaugi mengatakan, proses evakuasi masih dilakukan di Hotel Roa-roa di Jl. Patimura, Kota Palu, Sulawesi Tengah.
Menurut Syaugi, diduga masih banyak tamu hotel yang tertimbun di bawah reruntuhan.
Namun jumlah pasti korban belum diketahui.
"Informasi dari manajer hotel. Kurang lebih 50-60 orang belum dievakuasi dalam reruntuhan bangunan ini. Namun beberapa sudah kita evaluasi ada yang selamat dan meninggal dunia," katanya, Minggu (30/9/2018).
Kondisi bangunan hotel rata dengan tanah dan material beton membuat petugas kesulitan untuk melakukan evakuasi.
"Bangunan ini ambruknya betul-betul kolaps. Bisa saja ada yang masih hidup, tapi belum bisa selamat karena belum ada alat berat," kata Syaugi.
Baca Juga : Sekarang Sukses Merajai Asia, Xiaomi Dulu Pernah Diremehkan dan Disebut Akan Gulung Tikar
4. Korban di balik puing-puing mulai ditemukan
Dua korban tewas ditemukan oleh tim SAR Palu dari reruntuhan bangunan Hotel Roa Roa, Kota Palu, Sulawesi Tengah, Minggu (30/9/2018).
Humas Kantor SAR Palu Fatmawati, menyebutkan satu korban berhasil ditemukan pukul 09.30 WITA, atas nama Ikhsan Imbang (35), warga Jakarta.
Sedangkan 1 lagi korban meninggal dunia ditemukan Sabtu (29/9/2018) malam, belum diketahui identitasnya.
"Selain itu, hingga pagi ini, ada 5 korban dievakuasi dalam kondisi selamat," jelas Fatma, dihubungi melalui sambungan telepon, Minggu.
Pihaknya memperkirakan masih banyak korban yang masih tertimbun reruntuhan hotel bintang 3 itu.
"Informasi dari manajemen hotel, dari 50 kamar hotel yang tersedia, ada 26 kamar yang terisi tamu. Per kamar diisi antara 1-2 orang. Perkiraan ada 50-an orang," katanya.
Baca Juga : Demi Luncurkan Ponsel 'Murah', Samsung Dikabarkan akan Menggandeng Produsen Xiaomi di China
5. Proses evakuasi harus hati-hati
15 tim potensi SAR telah dikerahkan untuk proses evakuasi di Hotel Roa Roa.
Para petugas harus ekstra hati-hati karena kondisi reruntuhan beton-beton yang saling menumpuk.
"Material dari gedung yang runtuh itu tidak hancur, beton-beton (yang menumpuk) jadi kendala kami dalam mengevakuasi korban. Kami juga harus pelan-pelan karena jangan sampai evakuasi korban justru menimbulkan korban," katanya.
Selain itu juga karena masih sering terjadi gempa susulan sehingga tim SAR harus benar-benar berhati-hati dan proses ini. (Michael Hangga Wismabrata)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "5 Fakta di Balik Reruntuhan Hotel Roa Roa, Korban Selamat hingga Kabar Atlet Paralayang"