Intisari-Online.com- Ranavalona I sebenarnya berasal dari keluarga biasa, dia terlahir pada 1788 dengan nama Ramavo.
Ketika ayahnya mengetahui rencana pembunuhan calon raja (Andrianampoinimerina), Ramavo membocorkan rencana itu kepada majikannya.
Alhasil rencana itu gagal dan sebagai ucapan terimakasih, Andrianampoinimerina mengadopsi Ramavo sebagai putrinya sendiri.
Selain itu, dia mengatur agar dia menikahi putranya, Radama.
Baca Juga : Inilah Lubang Besar Kematian, Tempat 74 Budak Dikorbankan untuk Menemani Sang Ratu di Alam Baka
Dengan demikian, ketika Radama menjadi Raja Radama I, Ranavalona menjadi istri yang pertama dari dua belas istri.
Dalam posisi ini, berarti kelak anak-anaknya yang akan menjadi pewaris takhta.
Namun, Raja Radama dan Ranavalona tidak pernah memiliki anak. Keadaan ini bertambah buruk ketika Raja meninggal setelah serangan sifilis.
Pewaris yang berhak atas tahta adalah Pangeran Rakotobe (keponakan Radama), namun tradisi Malagasi tetap menganggap jika Ranavalona melahirkan anak meski bukan keturunan Radama tetaplah dapat mewarisi takhta.
Baca Juga : Sisi Gelap di Balik Gemerlapnya Dubai: Sonapur, Tempat Ratusan Ribu Buruh Hidup dengan Sangat Menderita
Ranavalona yang menjunjung tinggi tradisi lokal telah mendapat banyak dukungan dari para rakyatnya yang tradisionalis.
Lebih jauh, dia juga mampu mengumpulkan cukup banyak orang militer untuk mempertahankan istana dalam beberapa hari pertama setelah kematian Radama.
Akhirnya, Ranavalona pun dinobatkan menjadi Ratu pada 12 Juni 1829, menggantikan suaminya.
Penulis | : | Intisari Online |
Editor | : | Aulia Dian Permata |
KOMENTAR