Baca Juga : Baru Pertama Kali ke Klub Malam, Remaja ini Trauma dan Tak Akan Berkunjung Lagi
Demikian halnya dengan Sydney. GM Strategic and Corporate Communication Crown Group Bagus Sukmana menuturkan, properti yang dibeli orang kaya Indonesia di ibu kota New South of Wales itu tak bisa dibilang murah.
Pasalnya, lokasinya pun mentereng, macam V by Crown Group, Skye by Crown Group, Arc by Crown Group, Oasis by Crown Group, Infinity by Crown Group, Waterfall by Crown Group sampai Eastlakes Live.
Harganya serentang 700.000 dollar Australia hingga 1,2 juta dollar Australia, atau jika dikonversikan menjadi Rp 7,5 miliar sampai Rp 12,8 miliar.
"Harga tersebut dipatok untuk apartemen tipe studio dan dua kamar tidur," kata Bagus. Hingga Selasa (18/9/2018), jumlah orang kaya Indonesia yang membeli apartemen di Sydney sebanyak 110 orang.
Bagaimana dengan kecenderungan mereka berbelanja properti di dalam negeri?
Apartemen Le Parc Thamrin Nine, Jakarta Pusat.(Putragaya Wahana) Hendra mengatakan, UHNW generasi milenial lebih memilih menginvestasikan fulusnya di apartemen-apartemen mewah dengan harga terendah Rp 75 juta per meter persegi hingga Rp 110 juta per meter persegi di luar PPN dan PPNBM.
Sebut saja Keraton at The Plaza di kompleks Plaza Indonesia. Properti berikutnya yang menjadi incaran adalah Le Parc di Thamrin Nine, dan kemudian District 8 di kawasan Sudirman Central Business District (SCBD).
Baca Juga : Lina Mantan Istri Sule Terbukti Berselingkuh, Ini 8 Fakta tentang Wanita yang Suka Berselingkuh
"Sementara kawasan Pondok Indah, Widya Chandra, Menteng, masih ditempati orang-orang kaya generasi senior," cetus Hendra.
Sedangkan di Surabaya, Crazy Rich Surabayans cenderung memilih kawasan barat karena memang sedang tren.
Selain itu, orientasi pengembangan Pemerintah Kota Surabaya juga ke arah barat. Generasi tua Surabaya masih menjadikan kawasan timur yang nota bene sarat orang-orang kaya lama, sebagai tempat menghabiskan masa pensiun.
Selain Jakarta dan Surabaya, Bali pun tak lepas dari lirikan mereka. Bali dilirik karena potensial memberikan capital gain besar, karena reputasinya sebagai destinasi wisata nomor wahid versi Trip Advisor 2017.
Biarpun duitnya segunung, tapi mereka juga masih mengharapkan gain dari investasi properti-properti tersebut.
Karena itu, tak semua dari UHNW tadi beli properti mahal dengan cara kontan, melainkan tunai bertahap dan juga kredit KPR/KPA.
Yang namanya businessman ya harus untung. Mereka juga melihat prospek capital gain. Kalau bisa bayar bertahap, kenapa tidak, selama hal itu menguntungkan. (Hilda B Alexander)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Crazy Rich Indonesians" Belanja Properti di Singapura hingga Sydney"
Baca Juga : Uji Coba Senapan Milik 'Sniper', Vladimir Putin Sukses Lakukan 3 'Kill Shots'
Source | : | kompas |
Penulis | : | Intisari Online |
Editor | : | Aulia Dian Permata |
KOMENTAR