Beberapa metode perencanaan kelahiran yang bisa dipilih:
NuvaRing adalah cincin silikon fleksibel berukuran sekitar lima sentimeter. Cincin ini mengeluarkan estrogen dan progesteron, yang akan diserap oleh dinding vagina untuk mencegah ovulasi.
Sedangkan Ortho Evra juga mengeluarkan kedua hormon tersebut, namun aplikasinya dengan ditempel di lengan, perut, atau punggung.
Kemungkinan suami menyadari keberadaan cincin ini ketika berhubungan seksual juga kecil. Selain itu, Anda tidak perlu mengonsumsi pil. Kalau berubah pikiran dan ingin menambah momongan, tinggal copot, Anda subur kembali.
Dua metode ini tidak direkomendasi untuk wanita berusia di atas 35 tahun yang merokok atau obesitas.
Intrauterine Devices(IUD) atau di Indonesia populer dengan sebutan “spiral” sudah dikemabangkan sejak 1970. Alat berbentuk huruf T ini dimasukkan ke dalam rahim.
Cara kerjanya mengganggu lingkungan rahim, menghalangi terjadinya pembuahan maupun implantasi.
Ada yang berbahan dasar hormon, dengan melepaskan progesteron sehingga menghambat ovulasi.
Ada IUD yang melepaskan tembaga, menempel di sperma dan menghambat pergerakannya, sehingga mencegah masuk sel telur. IUD bisa digunakan selama 5-10 tahun.
IUD yang melepaskan hormon bisa menghambat siklus menstruasi, sementara yang melepaskan tembaga tidak. Selain itu, kesuburan langsung bisa kembali seketika Anda melepas alat ini.
Alat sebesar korek api lidi ini dimasukkan ke dalam tubuh Anda, yaitu di bagian lengan bagian atas. Alat tersebut akan mengeluarkan hormon progesteron selama tiga tahun.
Karena hanya mengandung hormon progesteron, cara ini bisa menjadi pilihan untuk ibu menyusui (setelah bayi Anda berusia di atas 6 bulan). Implan juga tidak terlihat dari luar tubuh.
Menstruasi bisa menjadi tidak teratur, dan wanita yang mengalami obesitas mungkin harus mengganti implan setiap dua tahun sekali.
Pasangan Dewasa (Usia 40-50)
Di usia 40-50-an, karena sudah masuk fase perimenopause, pertanyaan besar Anda kemungkinan “Apakah saya masih perlu mengontrol kehamilan?” Jawabnya: ya. Lebih dari 50 persen kehamilan di atas usia 40 tahun adalah kehamilan yang tidak direncanakan.
Maka, Anda yang sudah berumur 40-50-an, kiranya beberapa metode kontrasepsi berikut bisa jadi pilihan.
Kontrasepsi hormonal bukan saja mencegah kehamilan, namun juga membantu mengatur siklus menstruasi. Karena produksi hormon estrogen tubuh semakin melambat, siklus menstruasi bisa tidak terduga.
Beberapa dokter merekomendasikan pil rendah estrogen, pil progresteron, atau Mirena non-estrogen untuk wanita perimenopause.
Kalau Anda sudah bertekad bulat untuk tidak lagi menambah momongan, sterilisasi hysteroscopic (dengan bantuan kamera khusus) bisa jadi pilihan Anda.
Salah satu prosedur metode ini adalah menanamkan dua penyumbat kecil di dalam saluran tuba falopi dengan bantuan kamera yang dimasukkan melalui serviks.
Dalam tiga bulan, lapisan baru akan tumbuh di sekeliling penyumbat tadi, sehingga saluran tuba falopi tersumbat sempurna. Prosedurnya hanya 10 menit, dan tidak ada prosedur pembiusan. (mungkin hanya Valium, untuk relaksasi, dan lidocaine, untuk mengebaskan ceviks.
Pemilihan alat kontrasepsi ada di tangan Anda. Pilihlah yang sesuai dengan perencanaan keluarga Anda.
Risiko-risiko yang ada di setiap penggunaan alat kontrasepsi seyogianya menjadi pertimbangan penting.
Yang tidak kalah penting: pilihlah klinik/rumah sakit yang sudah terpercaya, untuk urusan konsultasi dan aplikasi alat kontrasepsi tertentu, yang membutuhkan keahlian. (*)
Penulis | : | Intisari Online |
Editor | : | Moh. Habib Asyhad |
KOMENTAR