Mereka ini bertekad untuk mengambil alih kapal dengan cara mendadak, lalu berlayar ke Surabaya sebagai protes atas penurunan gaji dan menuntut pembebasan tawanan. Mereka memilih hari Sabtu, tanggal 4 Februari, karena mereka memperkirakan bahwa pada hari itu sebagian terbesar perwira dan bintara akan mendarat.
Baca Juga : Kisah Kepahlawan Tiga Tokoh AURI Yang Pesawatnya Ditembak Jatuh Belanda di Langit Yogyakarta
Juga ditentukan bahwa akan dilakukan kekerasan seminimal mungkin dan bahwa mereka segera akan menghentikan aksi setelah mencapai hasilnya.
Sebagian besar bawahan Belanda mengetahui rencana itu, tetapi mereka tidak mengambil suatu tindakan atau melapor kepada atasan, bahkan banyak di antaranya yang aktif mendukung aksi itu.
Pesta dansa
Sementara di kapal api pemberontakan membara, komandan kapal dan perwira-perwiranya melakukan kunjungan resmi kepada Gubernur dan Panglima Tentara di Aceh, para perwira mengadakan pesta dansa dengan para rekan mereka dari KNIL (angkatan darat). Gubernur Aceh mengadakan resepsi antara pukul sebelas sampai satu di Oleh-leh.
Ada yang melihat bahwa para tamu dari marine itu menunjukkan kegelisahan dan seorang perwira muda terlihat membisikkan sesuatu kepada komandan kapal, Letkol. Laut Eikenboom, tetapi tak terbaca reaksi apa-apa pada mukanya.
Baca Juga : Ketika Jepang Sudah Angkat Kaki, Belanda Ingin Kuasai Indonesia Lagi, Tapi Mereka Salah!
Pada Sabtu petang seorang kopral Belanda diberi tahu tentang rencana aksi itu. la sangat terkejut, lalu segera bermaksud untuk melapor ke komandan kapal. la tidak bisa mencapainya, sebab sang komandan ada di darat. la tak menghubungi perwira pertama sebab dendam kepadanya.
Sebab itu ia menunggu kesempatan untuk mendarat. Pada pukul 19.30, setibanya di Pelabuhan Oleh-leh, ia melaporkan kepada Inspektur Polisi Vermeer.
Komandan kapal sejak pagi sudah mendarat, perwira pertama dan perwira lainnya menyusul pada pukul 20.15 dengan sekoci. Perwira polisi itu bergegas menemui atasan langsungnya, asisten residen Aceh Raya. Pada pukul 20.45 pejabat itu menyampaikan laporannya kepada Letkol. Laut Eikenboom yang sedang bertamu di rumah panglima milker setempat.
Komandan Eikenboom tidak mempercayai berita itu, menurut perwira pertama konon ia mengatakan "kopral itu tentunya sedang mabuk lagi." Tetapi ia mengirimkan juga seorang letnan muda ke kapal dengan sekoci pukul 21.45, untuk menyampaikan berita kepada perwira jaga.
Source | : | intisari |
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | Moh. Habib Asyhad |
KOMENTAR