Inikah Tanda-tanda Otak Manusia Kalah Melawan Otak Buatannya Sendiri?

Agus Surono

Penulis

AlphaGo berhasil mengalahkan Ke Jie, pemain catur igo nomer satu dunia.
AlphaGo berhasil mengalahkan Ke Jie, pemain catur igo nomer satu dunia.

Intisari-Online.com – Masih ingat dengan pertandingan catur antara Garry Kasparov melawan komputer ciptaan IBM yang dikenal dengan Deep Blue?

Dua kali mereka bertanding dengan skor sama kuat 1 – 1. Tahun 1996, di Philadelphia, dalam pertandingan enam gim, Kasparov menang dengan angka 4 – 2.

Tahun berikutnya, 1997, di New York City, giliran Deep Blue yang menang dengan hasil 3,5 – 1,5 untuk Deep Blue. Pertandingan 1997 itu difilmkan dengan judul The Man vs. The Machine.

(Baca juga:Yana Zein Meninggal Dunia: Inilah 3 Zat Penyebab Kanker Payudara yang Wajib Dihindari)

Sepuluh tahun kemudian, 2017, kembali otak manusia melawan otak mesin. Kali ini permainan yang dipertandingkan adalah permainan tradisional China, “Go”.

Pihak manusia diwakili Ke Jie (19), pemain catur igo nomor satu di dunia, sedangkan mesin diwakili AlphaGo, program kecerdasan buatan Google.

Go merupakan permainan papan yang kompleks yang sudah ada sejak ribuan tahun silam. Dua pihak bertanding dengan menempatkan batu hitam dan putih di papan. Go populer di sejumlah negara Asia. Pemain top berasal dari Jepang, China, dan Korea Selatan.

Pertandingan itu dilakukan pada Kamis (25/5/2017) dengan menggunakan sistem best of three atau hanya terdiri atas tiga game. Pemenang adalah pihak yang bisa merebut dua game.

Dalam laga kedua, Ke Jie terlihat frustrasi. Ia menarik-narik rambutnya dan meletakkan kepalanya di meja pada detik-detik terakhir laga itu.

“Pada tahun lalu, saya rasa AlphaGO memiliki permainan yang mendekati kemampuan manusia, tetapi hari ini, saya rasa, Alpha GO bermain seperi Dewa Go,” tuturnya seusai menyelesaikan laga.

Tahun lalu, AlphaGo mengalahkan jawara lain dari permainan papan strategi, Lee Se-dol.

Kemenangan atas pemain top dunia semula diperkirakan baru bisa tercapai dalam beberapa dekade mendatang.

Namun, hasil gemilang itu ternyata bisa terwujud lebih cepat, setelah AlphaGO, program pengembangan kecerdasan buatan dari unitDeepMinddi Google, mengalahkan pemain profesional Go asal Korea Selatan, tahun lalu.

(Baca juga:Angka Kriminalitas Terus Turun, Belanda 'Terpaksa' Sewakan Penjara ke Negara Tetangga)

Kecerdasan buatan bisa dikatakan merupakan bagian dari ilmu komputer yang bertujuan mengembangkan sistem dan algoritma komputer yang mampu meniru kecerdasan manusia.

Adapun ciri penting kecerdasan manusia adalah kemampuannya untuk belajar.

Karena itu, kemampuan belajar menjadi fokus pengembangan kecerdasan buatan.

Dengan kata lain, sistem kecerdasan buatan harus memiliki kemampuan belajar seingga dapat melakukan prediksi yang semakin baik, tanpa harus diprogram secara spesifik terlebih dahulu.

Proses belajar sistem kecerdasan buatan dilakukan dengan memanfaatkan data. Dengan ketersediaan data dalam jumlah besar, sistem kecerdasan buatan akan mampu mengembangkan algoritma yang mampu memberikan prediksi semakin akurat.

Kecerdasan buatan semakin populer. Penggunaannya semakin luas, mulai dari pengenalan suara, gambar, aplikasi mesin pencari, hingga mobil tanpa pengemudi.

Artikel Terkait