Advertorial
Intisari-Online.com – Angelica Balabanoff, wakil wanita terakhir dari "masa kanak-kanak" sosialisme dikabarkan meninggal dunia di Roma.
Entah dalam usia 90, 95 atari 96 tahun. Tak ada orang yang mengetahui dengan tepat, karena ia tak pernah mau mengatakan.
Bagaimana pun juga kisah kehidupannya yang penuh pergolakan, merupakan khas untuk sejarah perkembangan sosialisme di Eropah.
Balabanoff dilahirkan dari suatu keluarga Yahudi kaya dari daerah Ukraina. Sebagai mahasiswi pergi ke Eropah barat dimana ia menjadi seorang sosialis revolusioner yang sejati.
Baca juga: Meski Anti, Hitler Masih Baik Hati Terhadap Dokter dan Tentara Yahudi yang Pernah Berjasa Padanya
Sebelum pergantian abad ia menjadi anggota partai komunis Italia. Sebelum perang dunia I ia sudah mempunyai hubungan erat dengan Benito Mussolini, yang sangat ia kagumi.
Namun, waktu Mussolini sebagai pimpinan redaksi "Avanti" berganti haluan masuk golongan intervensi, maka dialah yang paling gigih menuntut agar Mussolini ditendang dari partai.
"la sama dengan 1000 Judas dan 10.000 Kain" katanya kemudian tentang bekas "kesayangannya. "Mussolini adalah pengkhianat bangsa dan pembunuh kakak-kakaknya.”
Sejak Mussolini berhasil menguasai Roma dan Stalin berkuasa di Rusia, Balabanoff menjadi buronan, ditempat kelahirannya maupun di Italia, tanah airnya kedua.
la merantau ke Wina, Paris dan akhirnya ke Amerika. Baru setelah perang dunia II kembali ke Eropah.
Ia menggabungkan diri lagi pada partai sosialis Italia dan menjadi opponen terbesar dari pakta aksi komunis sosialis yang diwakili oleh Pietro Nenni.
Pada tahun 1947 ia memilih pihak Guiseppe Saragat ketika dia ini memisahkan diri dari partai sosialis dan membangun sosialisme demokratis dalam negaranya.
Dalam surat wasiatnya nenek sosialisme itu menehtukan: Ia tidak mau dimakamkan secara kristen, juga tanpa karangan bunga.
Hanya teman-teman pribadi “yang sepaham dengan saya memperjuangkan suatu masyarakat sosialis, kemerdekaan dan kebenaran manusia", boleh melemparkan setangkai bunga anyelir merah sebelum lubang ditutup.
Harta bendanya harus dibagi-bagikan pada orang miskin. Sebagai pelaksana surat wasiat ia menunjuk antara lain presiden Saragat disamping 4 teman lain. (Die Welt – Intisari 1966).
Baca juga: Gara-gara Jarang Bersosialisasi, Pria Ini Dilaporkan ke Polisi