Advertorial

Sedihnya Ben Sandeman Menceritakan Perjuangan Ibunya Menghadapi Kanker

Moh. Habib Asyhad
Khena Saptawaty
,
Moh. Habib Asyhad

Tim Redaksi

Intisari-Online.com – Ini adalah kisah Ben Sandeman, bocah berusia 10 tahun dari Hastings, Inggris.

Ibu Ben, Ann Sandeman, menderita penyakit kanker yang tidak bisa disembuhkan.

Sang bocah tidak tahu berapa lama lagi ibunya bisa bertahan hidup dengan kanker tersebut.

Itu sebabnya, Ben ingin membuat penghormatan khusus bagi sang ibu dengan cara membuat rekaman video.

Video yang mengharukan tersebut menceritakan bagaimana Ben dan kedua kakaknya, Hanna dan Emma, menjalani hari-hari bersama ibu mereka.

Baca juga:Bisa Picu Berkembangnya Kanker, Ini Bahayanya Pakai Rokok Elektrik

Ben bilang, ibu mereka tetap melakukan segalanya berlangsung sama seperti sebelumnya.

Diceritakan, Ann sudah menjalani delapan kali kemoterapi selama lebih dari sepuluh tahun.

Dan kini, menjalapi opsi pengobatan karena tumor mulai menyerang arteri sekitar jantungnya.

Meskipun demikian, ibunya mencoba mentata segalanya senormal mungkin demi ketiga anaknya.

Melalui mata Ben, video itu menyoroti bagaimana keberanian dan kekuatan ibunya menjalani kehidupan bersama kanker.

Bocah pemberani itu menghargai ketahanan ibunya dan mengatakan betapa bangga dirinya dan kedua kakaknya.

“Ia kehilangan rambutnya, tetapi kami anak-anak dan orang-orang menganggap itu membuatnya terlihat kuat, kankernya tidak menghentikan apa yang dikerjakannya,” cerita Ben.

Ben melanjutkan ceritanya, ibu berlibur bersama mereka dan bermain seluncuran bersama mereka.

Mereka semua membantu untuk menaklukkan kanker sang ibu.

Mereka juga selalu menyenangkan ibu dan membiarkannya istirahat.

“Kami semua sangat bangga pada ibu,” kata Ben.

Baca juga:(Video) Balita Ini Tergantung di Lantai 6 Apartemen dengan Leher Terjepit di Pagar Besi, Duh!

Diceritakan pula, Ann Sandeman (47 tahun) sejak lama melalui kesulitan dengan penyakit kanker.

Ia menderita kanker payudara yang agresif saat 12 minggu mengandung Ben.

“Ibukku selalu sakit sepanjang hidupku. Ketika ibuku kali pertama terkena kanker aku masih di kandungannya, dia sangat kesakitan,” lanjut Ben.

Dokter mengatakan Ben mungkin akan punya masalah pernafasan, tetapi ia berpikir dirinya baik-baik-baik saja.

Dengan sudah punya dua putri, Ann membuat keputusan untuk memulai pengobatan selama kehamilan ketiganya.

Ia menjalani lumpectomy saat kandungannya berusia 14 minggu dan kemoterapi setelahnya.

Ia diperingatkan bayinya akan lahir premature dan tampaknya punya masalah pernafasan berat.

Dengan kondisi demikian, bayi Ben lahir tepat pada waktunya pada Februari 2008, tanpa masalah kesehatan apapun pada sampai sekarang ini.

Meskipun demikian, pada Maret 2010 Ann mendapati kankernya telah menyebar.

Ada tumor yang bersarang di arteri sekitar jantungnya dan operasi bukanlah suatu pilihan.

Itu artinya, kanker Ann tidak bisa disembuhkan. Bisa dikendalikan tetapi bukan disembuhkan.

Rumah sakit dan pengobatan menjadi pendukung hidupnya, dan kemoterapinya yang ke-8 adalah yang terakhir.

Dilansir dari Mail Online, Kamis (23/8/2018), Ben ikut ambil bagian dalam lima acara Race for Life bersama kedua kakaknya, Hannah dan Emma.

Ketiga kakak beradik itu melakukannya sebagai penghormatan kepada ibu mereka dan memperlihatkan keberanian yang luar biasa dalam menghadapi diagnosa penyakin Ann.

Ann adalah seorang mantan penasihat keuangan.

Ia bilang, kali pertama ambil bagian dalam Race for Life saat ia mengandung Ben.

Saat itu ia baru didiagnosa terkena kanker panyudara.

Setiap tahun anak-anak Ann ikut ambil bagian dan menyukai acara Race for Life itu, terutama Ben.

“Mereka tahu mereka membuat sebuah perbedaan dalam melawan kanker, untukku dan semua penderita kanker lainnya,” kata Ann.

Ia bilang, menonton video penghormatan dari anak-anaknya berarti banyak untuk dirinya.

Itu sebabnya ia sangat bangga pada ketiga anaknya.

“Mereka membuatku tetap positif dan siap dengan apapun bila penyakit ini membunuhku,” kata Ann.

Artikel Terkait