Advertorial
Intisari-Online.com – Bertujuan untuk meningkatkan ekspor produk-produk pertahanan, Jepang kini menggelar pembicaraan dengan Jerman dan Prancis untuk menawarkan teknologi dan suku cadang bagi pesawat patroli militer.
Militer Jerman dan Prancis menggunakan pesawat militer untuk memantau pergerakan kapal-kapal selam Rusia.
Tak seperti Jepang, kedua negara Eropa ini menggunakan pesawat model tua sehingga membutuhkan pesawat dengan teknologi lebih baru.
Pada April lalu, kedua negara meneken nota kesepahaman untuk membangun pesawat pengintai baru demi memangkas biaya.
Baca juga:Cuma di Rusia, Pesawat Tempur Latihan Mendarat Darurat di Jalan Raya
Berlin dan Paris tertarik dengan teknologi yang digukanan pesawat patroli P-1 yang buatan Kawasaki Heavy Industries.
Sumber pemerintahan mengatakan, kini Jerman dan Prancis plus Jepang kini tengah mendiskusikan pembagian tugas dalam pembangunan pesawat baru ini.
Tujuan utamanya adalah menciptakan kerja sama tiga negara selama proses pengembangan pesawat ini.
P-1, digunakan Pasukan Laut Bela Diri Jepang, adalah penerus dari Lockheed Martin P-3C yang banyak digunakan di dunia.
Pesawat P-1 bisa mengirimkan sensor sonik ke laut untuk menangkap gelombang suara yang dihasilkan kapal selam.
Model ini diketahui amat irit bahan bakar dan nyaris tak bersura, selain memiliki kemampuan terbang amat rendah.
Pemerintah Jepang sudah menghilangkan banyak penghalang ekspor teknologi dan suku cadang pertahanan pada April 2014.
Namun, sejumlah perusahaan pertahanan negeri itu gagal mendapatkan kontrak di luar negeri, terutama karena biaya produksi yang tinggi di Jepang.
Pesawat pengintai P-1 ini dijual dengan harga sekitar 16 miliar yen (Rp2,1 triliun) per unit.
"Memang mengekspor barang jadi amat penting, tetapi kami juga akan fokus dalam penyediaan teknologi dan suku cadang yang dibutuhkan negara lain," ujar seorang pejabat Kementerian Pertahanan Jepang. (Ervan Hardoko)
(Artikel ini telah tayang dikompas.comdengan judul "Jepang Tawarkan Teknologi Pesawat Pengintai ke Jerman dan Perancis")
Baca juga:Demi Incar Turki, China Gertak Amerika dan Pamerkan Pesawat Pembom Nuklir Terbarunya