Advertorial
Intisari-Online.com - Pemerintah Amerika Serikat pada Minggu (19/8) menyambut pengumuman Presiden Afganistan Ashraf Ghani yang menyerukan gencatan senjata sementara dengan Taliban selama liburan Idul Adha hingga tiga bulan ke depan.
Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo berharap warga Afganistan bisa merayakan Idul Adha tahun ini dalam damai dan bebas dari rasa takut.
"Gencata senjata yang terakhir (Juni lalu) mengungkap keinginan mendalam rakyat Afghanistan untuk mengakhiri konflik," kata Pompoe, seperti diwartakan AFP.
Dia berpendapat gencatan senjata akan menggerakkan negara itu lebih dekat pada keamanan yang berkelanjutan.
"AS dan mitra internasional kami mendukung inisiatif rakyat dan pemerintah Afganistan. Kami menyerukan kepada Taliban untuk berpartisipasi," imbuhnya.
Seperti diketahui, Ghani menyerukan gencatan senjata dengan kelompok Taliban selama liburan Idul Adha.
"Gencatan senjata harus diamati dari kedua belah pihak, dan kelanjutan serta durasinya juga tergantung pada sikap Taliban," kata Ghani, seperti dikutip dari ABC News.
Pemerintah Afganistan menilai jika Taliban sepakat mengenai gencatan senjata, akan terlihat pada Senin dan Selasa pekan ini serta hari libur Idul Adha.
Dia berharap perpanjangan gencatan senjata dapat bertahan hingga 21 November mendatang, untuk menandai hari kelahiran Nabi Muhammad.
"Saya sekali lagi mengumumkan gencatan senjata mulai besok sampai hari ulang tahun nabi asalkan Taliban menanggapinya," ucap Ghani.
Pria berusia 69 tahun ini akan menyingkirkan semua hambatan untuk menuju perdamaian tersebut, setelah berkonsultasi dengan para ulama, partai politik, dan kelompok masyarakat sipil.
"Kami menyerukan kepada pimpinan Taliban untuk menyambut keinginan warga Afganistan mengenai perdamaian abadi dan nyata," ujarnya.
Baca juga:Divonis Tidak Punya Anak, Seorang Ibu Dengan Rahim Berbentuk Hati Malah Melahirkan Anak Kembar
Sebelumnya, pasukan Afganistan dan kelompok Taliban pernah terlibat dalam gencatan senjata pada Juni lalu, pertama di negara itu sejak invasi Amerika Serikat pada 2001.
Gencatan senjata memunculkan harapan kemungkinan perundingan perdamaian untuk mengakhiri perang selama hampir 17 tahun.
Namun, kekerasan telah meningkat dalam beberapa pekan terakhir.
Pertempuran panjang di Ghazni, berakhir pada Rabu lalu dengan menewaskan ratusan orang dan anggota kelompok Taliban menghancurkan kota.
Baca juga:Inilah Daftar Negara Penghasil Emas Terbanyak di Dunia, Indonesia Ada di Dalamnya
Analis Haroon Mir di Kabul menilai tawaran gencatan senjata merupakan langkah putus asa oleh pemerintah, menyusul meningkatnya tekanan perang.
"Saya ragu Taliban akan menanggapi (gencatan senjata) mengingat ada keuntungan baru-baru ini di medan perang," kata Mir.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "AS Harap Gencatan Senjata di Afghanistan Membuat Idul Adha Berlangsung Damai"