BANGGA BERKOSTUM MERAH PUTIH
Suara-suara minor terhadap nasionalisme pemain-pemain keturunan Tionghoa diakui sempat muncul. Ambil contoh pada babak penyisihan Piala Dunia Swedia 1960 yang digelar pada 25 Mei 1957.
Sebelum laga ada berita yang memerahkan telinga. Karena melawan China, Indonesia yang banyak memiliki pemain keturunan Tionghoa diragukan bisa menang. Tapi nyatanya, China digulung 2-0. Keraguan itu sama sekali tidak terbukti.
“Jangan tanyakan lagi soal itu. Kenapa harus disangsikan dedikasi dan perjuangan kami. Kami berjuang demi bangsa dan negara. Untuk itu kami siap berkorban apa saja. Bahkan kami mau mati di lapangan,” kenang Tan Liong Houw atau yang akrab disapa Tanoto.
“Semangat juang dan kesetiaan kami pada bangsa dan negara tidak perlu diragukan lagi. Kami adalah bagian dari putra putri bangsa Indonesia,” tambah Him Tjiang, pemain keturunan lainnya.
Hal sama juga diungkapkan Bee Ing Hien. Terpilih sebagai pemain tim nasional di tahun 1950-an adalah suatu kehormatan buatnya. Karena itu dia selalu menyumbangkan seluruh tenaga dan kemampuan untuk membela kehormatan bangsa dan negara.
Beginilah Sejarah dan Sepak Terjang Timnas Sepak Bola Indonesia Sebelum dan Sesudah Merdeka
ULET DAN TANGGUH
Apa keunggulan yang ditinggalkan pemain-pemain keturunan Tionghoa?
Dari sejumlah referensi ditemukan satu jawaban. Pemain-pemain keturunan Tionghoa yang pernah berkostum timnas terkenal sangat ulet, tangguh, banyak akal, dan pantang menyerah.
Sebagai contoh apa yang ditunjukkan Tanoto. Saat melawan Soviet di Olimpiade 1958, dia berani dan bersemangat, meskipun lawan selalu mengincarnya. Pada laga itu, Tanoto sengaja memakai dua pelindung kaki untuk mengamankan diri dari incaran lawan. “
Tanoto yang di masa senjanya mendapatkan anugerah Bintang Satya Lencana Kebudayaan dari pemerintah Indonesia itu,selalu bermain total. Tercatat dia lebih dari 100 kali memperkuat timnas Indonesia.
Penulis | : | Yoyok Prima Maulana |
Editor | : | Yoyok Prima Maulana |
KOMENTAR