Intisari-Online.com – Antibiotik merupakan obat yang sangat dibutuhkan bila seseorang menderita penyakit infeksi kuman yang tidak dapat sembuh secara alamiah. Namun, tidak semua infeksi ringan membutuhkannya. Misalnya, sebagian besar infeksi kulit dapat sembuh sendiri asal keadaan tubuh baik dan infeksinya tidak diganggu dengan digaruk. Bisul stadium permulaan sering dapat disembuhkan dengan kompres panas.
Antibiotik juga merupakan obat yang sebagian besar tidak mempunyai efek farmakodinamik terhadap organ tubuh sendiri, seperti lazimnya obat lain. Misalnya, memacu jantung, melemaskan otot, melebarkan pembuluh darah, atau merangsang organ endokrin sehingga terjadi sekresi hormon seperti insulin.
Efeknya terlihat terhadap kuman yang menginfeksi organ tubuh. Kuman itu diperlemah atau dapat dibunuh olehnya, bila jenis antibiotiknya cocok. Suatu antibiotik tidak dapat membunuh semua kuman. Berbagai antibiotik mempunyai sifat membunuh hanya terhadap kuman tertentu. Jadi, bila pemilihannya tidak cocok, pelumpuhan kuman yang menyerang kita tidak akan berhasil dengan tuntas.
Seorang dokter harus dapat memilih antibiotik yang cocok untuk serangan kuman tertentu. Bila salah pilih, antibiotik itu akan mubazir, penyakitnya malah bisa menjadi lebih parah. Karena itu obat ini tidak boleh diberikan secara sembarangan. Bila ada puluhan jenis kuman yang berbahaya, setiap infeksi harus diobati dengan antibiotik tertentu pula.
Sayangnya, tidak setiap dokter paham memilih antibiotik yang cocok. Pemilihan juga dapat dibuat dengan tidak rasional bila hanya mendengarkan ceramah yang diorganisasi oleh produsen antibiotik tertentu, karena pilihan akan ditentukan oleh faktor pemasaran ketimbang ilmiah-rasional. Maka, tidak tepat pula bila masyarakat membeli antibiotik sendiri, yang hakikatnya dilarang oleh peraturan yang melarang obat keras seperti antibiotik dibeli bebas oleh masyarakat tanpa resep dokter.
Larangan membeli antibiotik sendiri dimaksudkan untuk melindungi masyarakat dari efek buruk yang akan terjadi, seperti salah pilih, makin parah penyakit infeksinya, efek sampingan antibiotik, dan pengeluaran biaya yang mahal tanpa penyembuhan yang diharapkan. Belum lagi kemungkinan terjadinya resistensi kuman.