Mengingat bola di masa lalu sangat berat, tak heran jika catatan Diego mengungkap bahwa permainan ini sering membuat pemainnya cedera dan berisiko meninggal dunia. Terutama jika bola mengenai bagian tubuh pemain.
Permainan bola dan pengorbanan nyawa Menariknya, permainan bola ini dianggap sebagai sesuatu yang sakral dalam ritual keagamaan dan budaya perang di Mesoamerika.
Raja-raja Aztec diketahui turut bermain bola sebagai pengganti perang. Raja manapun yang menang berhak berkuasa atau berdiplomatik. Dalam budaya suku Maya dan Veracruz, taruhannya lebih tinggi, yakni nyawa.
Tidak jelas bagaimana spesifiknya, namun beberapa lapangan memiliki lukisan pemain berdarah.
Pengorbanan nyawa dan olahraga berkaitan erat dengan mitos penciptaan suku Maya, di mana ada sepasang kembar bermain bola mengalahkan seseorang yang berkuasa di neraka. Setelah itu, si kembar berubah wujud menjadi bulan dan matahari.
"Suku maya menganggap sedang berhadapan dengan dewa setiap kali melakukan permainan bola. Ada elemen sentral dan konflik antara manusia dan dewa," ujar Miller.
Miller mengatakan, meski ada bukti yang kalah dibunuh, namun beberapa arekolog abad ke-20 tidak percaya bahwa siapapun kecuali pemenang dapat terbunuh.
"Mereka tidak percaya bahwa suku Maya melakukan pengorbanan manusia. Namun kita tahu itu semua omong kosong, dan begitu juga gagasan bahwa setiap pemenang akan dikorbankan," ujar Miller.
Dalam mitologi Maya, tim yang kalah dari permainan bola akan dipenggal.
Terlepas dari ritus mengerikan dari permainan bola di masa lalu, menurut Miller semangat di dalam permainan tim yang terus hidup adalah salah satu yang harus dibanggakan.
Terlebih, jutaan pemain dan penonton telah terlibat dalam permainan bola, apapun jenisnya. (Gloria Setyvani Putri)
(Artikel ini telah tayang di kompas.com dengan judul "Piala Dunia 2018: Inilah Nenek Moyang Permainan Bola")
Penulis | : | Mentari DP |
Editor | : | Mentari DP |
KOMENTAR