Advertorial

Cinta Mati, Istri Ini Rela Kubur Dirinya Hidup-hidup Dengan Suaminya yang Telah Meninggal

Khena Saptawaty
,
Mentari DP

Tim Redaksi

Sebuah makam berisi dua kerangka yang berpelukan, memperlihatkan cinta istri kepada suaminya. Ia rela dikubur hidup-hidup bersama mayat suaminya.
Sebuah makam berisi dua kerangka yang berpelukan, memperlihatkan cinta istri kepada suaminya. Ia rela dikubur hidup-hidup bersama mayat suaminya.

Intisari-Online.com - Sepasang kerangka dalam sebuah makam membuktikan kisah cinta sepasang manusia pada masa 3.000 tahun lalu.

Kerangka itu terbaring dalam posisi seperti tertidur berdampingan dan posisi merangkul penuh cinta.

Kerangka pria dan wanita masa kuno itu ditemukan di sebuah makam di Ukrania.

Para arkeolog percaya, wanita itu suka rela dimakamkan hidup-hidup untuk menemani suaminya ke dunia lain.

Baca juga:Cristiano Ronaldo Pindah ke Juventus, Pekerja Fiat Mogok Kerja

Ahi autopsi mengatakan, tidak mungkin menempatkan tubuh wanita bagaikan suatu posisi mencinta jika wanita itu sudah meninggal.

Para ahli bilang sepertinya wanita itu memilih untuk mati dan dikuburkan bersama suaminya.

Mereka yakin, wanita itu telah minum racun saat masuk ke dalam liang kubur dan memeluk pasangannya yang telah mati.

Posisinya saat mereka dikubur nyaris tidak mungkin baginya untuk mati bersamaan.

Pemakaman yang luar biasa ini memperlihatkan pasangan bersatu sejak Zaman Perunggu dalam keabadian cinta.

Pasangan itu dari masa kebudayaan prasejarah Vysotskaya atau Wysocko.

Mereka ditemukan di dekat desa Petrykiv, di selatan kota Ternopil di Ukraina bagian barat.

Penggalian makam ini dipimpin oleh Profesor Mykola Bandrivsky.

“Ini sebuah pemakaman yang unik, seorang pria dan seorang wanita terbaring, berpelukan, wajah keduanya saling menatap dan dahi mereka bersentuhan,” kata Profesor Mykola Bandrivsky, seperti dilansir dari MailOnline.

Ia menambahkan, wanita itu terbaring miring, tangan kanannya memeluk mesra pria, dan pergelangan tangannya diletakkan di bahu kanan pria.

Sementara kedua kaki wanita itu menekuk, terbaring di atas kaki pria.

Kedua mayat manusia itu berpakaian dalam hiasan perunggu, dan di dekat kepalanya diletakkan beberapa gerabah, sebuah mangkuk, sebuah kendi, dan tiga gayung.

Baca juga:Dibuat Kecewa, Benny Moerdani Pernah Banting Baret Merah Kebanggaan Kopassus di Hadapan Komandannya

Kebudayaan kuno diketahui akan ‘kemesraan’ dari yang dikuburkan, kata Dr Bandrivsky.

Ia adalah direktur cabang Transcarpartian pada Pelayanan Penyelamatan Arkeologi di Institut Arkeologi Ukraina.

Hanya saja contoh ini sangat menyolok.

Dalam kasus lain, pemakaman dari kebudayaan ini mengungkapkan seorang pria memegang tangan seorang wanita.

Bibir pria itu menyentuh dahi seorang wanita, atau tangan kedua orang yang mati itu saling memeluk.

“Dari sudut pandang kami, wanita itu sukarela melakukannya. Mungkin, wanita ini tidak ingin hidup bersama pria yang lain, dan mendapat kehidupan baru. Jadi ia memilih mati bersama suaminya,” kata Dr. Bandrovsky.

Ia menambahkan, mereka menduga keputusan itu dilakukan atas keinginan wanita itu sendiri dan keinginannya untuk bersama orang yang dicintainya.

Mungkin saja sebelumnya wanita itu minum sepiala racun untuk bisa bergabung dengan suaminya, dengan cara yang mudah dan tidak sakit.

Pernikahan terbangun dengan sangat baik dalam Kebudayaan Vysotskaya, di mana suami istri menegaskan tanggung jawab secara jelas.

Ajaran dalam kepercayaan mereka adalah pemikiran bahwa wanita memilih untuk mati bersama pasangannya.

Manusia di akhir Zaman Perunggu mempercayai kehidupan abadi dari jiwa manusia.

Sementara arkeolog terkenal Ukrania mengatakan: “Ini menarik bahwa di bagian lain Eropa pria dan wanita yang mati sebagai pasangan dikububurkan bersama saling berdampingan.”

Namun, di Kebudayaan Vysotskaya pasangan dalam makam ganda diatur dalam sebuah cara untuk memperlihatkan kemesraan dan simpati yang besar satu sama lain.

Baca juga:Graphene Aerogel, Zat Paling Ringan di Dunia yang Tujuh Kali Lebih Ringan dari Udara

Artikel Terkait