Advertorial
Intisari-Online.com – Stephen P. Barry, pelayan Pangeran Charles menuturkan pengalamannya selama dua belas tahun melayani Pangeran.
Pengalamannya tersebut dikisahkan dalam buku Stephen P. Barry: Royal Service, my twelve years as valet to Prince Charles and Royal Secrets, seperti pernah dimuat MajalahIntisariedisi Mei 1987.
Berikut ini penggalan-penggalan kisahnya.
Topi bertanduk tiga
Saya mulai bekerja di Istana Buckingham ketika berumur delapan belas tahun, yaitu tahun 1966.
Saat itu Pangeran Charles berumur delapan belas tahun juga, tetapi ia sedang bersekolah jauh di Gordonstoun.
Saya menjadi footman dengan gaji 28 pon sebulan. Footman itu tugasnya bisa dibandingkan dengan kurir atau opas kantor yang mengantar-ngantarkan surat.
Selain melayani makan atau bisa juga diutus menjemput dan mengantarkan dubes yang akan menyerahkan surat-surat kepercayaan.
Pada kesempatan itu kami harus duduk di bagian belakang kereta.
Sering digebuki Andrew
Pada saat baru masuk, saya melayani nursery, yaitu tempat Mabel Anderson merawat Pangeran Andrew dan Pangeran Edward. Mabel yang setahun lebih tua dari ratu itu sangat menyenangkan.
Saya tidak perlu repot, sebab keperluan kedua pangeran sudah ia urus bersama seorang pembantu wanita. Cuma saja saya harus membantu mengajak Andrew bermain.
Waktu itu umurnya enam tahun dan badungnya bukan main. Ia sering memukul dan menarik-narik buntut jas saya. Edward untungnya termasuk anak manis.
Celakalah kalau keduanya sama nakalnya.
Pernah ketika Andrew sudah remaja dan saya sudah menjadi valet (pelayan pribadi) Pangeran Charles, ia memukul pundak saya secara main-main waktu kami berpapasan di sebuah lorong.
Baca juga: Tidak Cantik tapi Punya Daya Tarik Seks Hebat, Beginilah Awal Mula Pangeran Charles Kepincut Camilla
Kebetulan Pangeran Charles melihat, "Hei, Andrew, jangan memukul Stephen!" katanya.
"Namun, Charles, saya selalu memukul Stephen," jawab Andrew. Ia memang benar.
Masa itu kami selalu memanggil kedua anak ratu yang termuda dengan nama kecil mereka, sebab ratu ingin mereka berkembang seperti anak-anak lain.
Ratu selalu sibuk bila berada di Istana Buckingham yang berfungsi lebih sebagai kantor daripada rumah. Anak-anaknya jarang bertemu dengannya.
Namun, bila Mabel giliran libur sore-sore, ratulah yang menjaga Pangeran Andrew dan Edward. Ratu membaca atau menonton TV di nursery.
Makanannya dibawakan ke sana dan kalau anak-anaknya terbangun, ratu akan membujuk mereka agar tidur lagi. Menurut perasaan saya, ratu senang dengan tugas menjaga anak itu.
Selalu bawa banyak peniti
Saya harus mengurusi pakaian pangeran. Seragamnya ada 44 setel: tiga seragam AL yang berbeda-beda, dua seragam RAF, seragam kolonel (ia kolonel enam resimen yang berbeda dan tiap resimen mempunyai tiga macam seragam).
Selain itu ada jubah-jubah parlemen, universitas dsb. Saya harus paham semuanya dan tahu bintang-bintang apa saja yang harus dipasang di pakaian masing-masing.
Pangeran mempunyai belasan setelan biasa. Saya mempunyai jadwal kegiatannya selama seminggu dan berdasarkan jadwal itu saya tentukan pakaian mana yang akan dipakainya.
Kalau ia perlu seragam, sejak lama sudah saya keluarkan, saya pasangkan bintangnya dan kalau ada kancing yang longgar, saya minta bagian kamar jahit untuk mengeratkannya. Kadang-kadang pangeran memilih sendiri setelan jas yang akan dipakainya.
Kalau ia akan bepergian, saya mesti ikut dan mesti menyiapkan pakaian yang akan dibawanya. Saya belajar mengepaknya dengan hati-hati.
Pangeran sering menawarkan diri untuk membantu mengepak dan ia ahli.
Kopor-kopor dan kantung gantung saya beri nomor dan saya catat pakaian mana ada di kopor mana, sehingga setiap kali diperlukan kami tidak usah repot-repot membongkari kopor.
Karena pakaian itu dibuat dari bahan kelas satu dan dipak dengan baik, biasanya tidak ada yang keriput. Kalau ada, kedutaan tempat kami menginap akan mengurusnya.
Baca juga: Terlihat Harmonis, Ternyata Camilla dan Pangeran Charles 'Pisah Ranjang' dan Punya Kamar Berbeda
Kami jarang menginap di rumah orang lain, biasanya kami menginap di Kedubes Inggris atau di hotel.
Sudah jauh sebelumnya kami mengecek apakah ada binatu yang baik dsb. Cuma sapu tangan saya cuci sendiri.
Soalnya, sering hilang karena benda berinisial itu dijadikan kenang-kenangan.
Sebetulnya bepergian dengan pangeran tidak enak. Walaupun kami sudah keliling dunia, tetapi kami hampir tidak bisa melihat apa-apa karena terkurung.
Demi keamanannya pangeran tak bisa keluyuran seperti kita.
Ada yang tidak pernah saya lupakan kalau bepergian, yaitu peniti. Saya membawanya dalam jumlah banyak, gara-gara pengalaman di Papua Nugini.
Waktu itu Pangeran Charles mewakili ratu menyerahkan kemerdekaan kepada Papua Nugini.
la juga mesti memberi bintang kepada sejumlah tokoh. Kebanyakan tokoh itu wanita. Celakanya, kebanyakan hampir topless.
"Di mana mesti saya sematkan bintangnya?" keluh pangeran kebingungan.
Cepat-cepat saya buat kalung-kalung dari untaian peniti. Di kalung itu dipasang bintang. Pangeran dengan khidmat mengalungkan peniti berbintang itu kepada para penerimanya.