Advertorial
Intisari-Online.com -Indonesia termasuk negara yang membeli persenjataan produksi Korea Selatan dalam jumlah besar sehingga hubungan kedua negara untuk memproduksi persenjataan secara kerja sama juga terjalin makin erat.
Persenjataan produksi Korsel yang telah dibeli oleh Indonesia antara lain kapal perang untuk mendaratkan pasukan dan tank, kapal selam tipe 209, jet latih tempur T-50 Golden Eagle, puluhan jip KIA seri KM 420 untuk Marinir, truk KM 250 2,5 ton, 16 pesawat latih KT-1 Wongbe, ranpur rantis Baracuda untuk Brimob, senapan mesin K3, senapan mesin semi otomatis K7, dan lainnya.
Demikian banyak persenjataan Korsel yang dibeli Indonesia, maka sebagai pelanggan potensial, Indonesia juga telah mendapatkan bonus berupa 10 tank amfibi LV7 yang menjadi andalan alutsista bagi Korp Marinir TNI AL.
Tank-tank amfibi Korsel itu bahkan sudah beberapa kali digunakan marinir dalam atraksi untuk memperingati HUT TNI dengan cara melompat dari daratan menuju lautan.
Uniknya pasukan Korsel justru tidak berani melakukan manuver tempur menggunakan tank amfibi LV7 dengan cara melompat dari tebing lalu ‘nyemplung’ ke air laut karena beresiko tinggi bisa tenggelam.
Baca juga:Inilah Perbandingan Militer Korut dan Korsel: Korut Punya Banyak Tentara, Tapi Korsel Punya AS
Selain mendapatkan hibah sejumlah tank, hingga saat ini Indonesia-Korsel juga terus menggodok program kerja sama pembuatan pesawat tempur generasi 4,5 KF-X/IF-X.
Pesawat berteknologi ‘setengah siluman’ itu memiliki teknologi yang lebih unggul dibandingkan F-16 Fighting Falcon atau F-15 Eagle tetapi masih berada di bawah teknologi F-35 Lighting II.
Kerja sama melibatkan tim dari ITB, TNI AU, PT DI dan para ahli penerbangan dari Korsel.
Jika produksi jet tempur KF-X/IFX bisa terwujud maka selain bisa memproduksi jet tempur sendiri untuk pertama kalinya, Indonesia juga bisa memiliki peluang untuk mengekspor mengingat sejumlah negara telah menyatakan memesan sejumlah jet tempur KF-X/IFX.