Advertorial
Intisari-Online.com - Setiap peperangan selalu memunculkan hal-hal unik.
Seperti seseorang yang jago bertempur ala ‘Rambo’ karena memiliki keberanian dan kemahiran bertempur menggunakan beragam senjata.
Dalam PD II yang berkecamuk di Rusia, juga muncul seorang ‘Rambo’ yang dengan gagah berani bertempur melawan pasukan Nazi meski hanya bersenjata kapak, yakni Dmitry Romanovich Ovcharenko.
Sebagai prajurit Tentara Merah Rusia, Dmitry berasal dari keluarga tukang kayu yang sudah akrab dengan peralatan untuk menebang pohon seperti kapak.
Ayah Dmitry sendiri sengaja melatih Dmitry menggunakan kapak dari sejak kecil termasuk memakainya sebagai senjata lempar untuk berburu dan sekaligus olahraga.
Baca juga:Sebuah Meteor Berkekuatan 2,8 Kiloton Jatuh di Rusia, Untung Tidak Jatuh di Stadion Piala Dunia!
Senjata berupa kapak sebenarnya telah menjadi andalan pasukan Rusia sejak jaman Kekaisaran Rusia terutama untuk menghadapi peperangan dalam musim dingin karena kapak penting untuk mencari kayu bakar.
Selain untuk mencari kayu bakar dan membabat pohon, kapak juga digunakan sebagai alat perang seperti halnya pisau komando dan pedang.
Dalam peperangan antara Rusia dan Finlandia (1939), Dmitry yang selalu membekali dengan kapak andalannya sedikitnya telah berhasil membunuh 20 orang prajurit musuh menggunakan kapaknya.
Ketika PD II berkobar dan pasukan Rusia dalam kondisi makin terdesak oleh pasukan Nazi, Dmitry yang saat itu bertugas sebagai pembawa amunisi dan senjata bagi tentara Rusia yang gigih bertempur tertangkap oleh pasukan Nazi.
Sekitar 50 tentara Nazi yang menangkapnya kemudian melucuti persenjataan yang dibawa Dmitry seperti sejumlah senapan dan granat kemudian melakukan interogasi.
Ketika diinterogasi oleh komandan pasukan Nazi, di sekitarnya selain tergelak sejumlah senjata yang seharusnya dibawa Dmitry juga tergelak sebuah kapak.
Melihat senjata andalan yang sudah dikuasainya dari sejak kecil, tanpa berpikir panjang, Dmitry menyambar kapak itu dan langsung membabatkan ke leher perwira Nazi yang sedang menginterogasinya.
Sabetan kilat senjata kapak di tangan Dmitry yang demikian terlatih langsung memisahkan kepala komandan Nazi dari lehernya.
Baca juga:Kisah Tragis Operasi Barbarossa yang Mengerikan, Benarkah Rusia Tanah Terkutuk Bagi Jerman?
Puluhan tentara Nazi yang melihat adegan sadis itu hanya bisa terpana.
Tapi sebelum para tentara Nazi itu berbuat sesuatu, Dmitry dengan sigap mengambil tiga buah granat dan melemparkannya ke arah pasukan Nazi yang sedang dalam kondisi tidak siap.
Sekitar 20 tentara Nazi tewas akibat serangan granat Dmitry.
Sambil melarikan diri Dmitry masih menyerang seorang perwira Nazi menggunakan kapak mautnya dan perwira Nazi yang nahas itu menjadi orang kedua yang kehilangan kepalanya.
Melihat kebrutalan dan keganasan Dmitry ketika membunuh rekan-rekannya, sisa-sisa pasukan Nazi lainnya memilih melarikan diri.
Dmitry kemudian mengambil dokumen-dokumen dari mayat perwira yang baru saja dibunuhnya dan mebawanya ke markas satuannya, 389th Infantry Regiment.
Ketika Dmitry bercerita tentang pembantaian terhadap pasukan Nazi yang baru saja dilakukannya, komandan 389th tidak langsung percaya.
Akhirnya untuk membuktikan kisah Dmitry sejumlah pasukan 389th dikirim ke lokasi dan mereka hanya bisa tercengang ketika melihat 23 tentara Nazi masih terkapar jadi mayat.
Dmitry pun kemudian diangkat sebagai pahlawan Rusia dan simbol keberanian tentara Rusia dalam PD II.
Tapi ‘Rambo’ Dmitry akhirnya gugur dalam pertempuran akibat luka-luka tembak yang dideritanya di front Hongaria pada 28 Januari 1945.
Baca juga:Jika Berperang Dengan Rusia di Eropa, Ini Hal yang Bisa Buat AS Kalah