Baca Juga: Ini Kata Pakar Lho: Perempuan Dilarang Buang Air Kecil Sebelum Berhubungan Suami-Istri
Dia juga menjelaskan kecurigaan masyarakat setempat bahwa sampah-sampah itu kemungkinan telah memasuki Teluk Carpentaria dari Indonesia dan dibawa ke Cape Arnhem oleh berbagai kondisi.
"Arus dan arah angin sepanjang tahun ini tentu akan berkontribusi pada serpihan limbah yang terakumulasi di pantai-pantai itu," katanya.
"Arus di teluk ini bentuknya sangat-sangat bulat - mereka berputar dan terus berputar-putar."
Khawatir dengan skala dari sampah-sampah di pantai di Arnheim Land, Luke Playford mulai memotret kemasan dan negara asal dari limbah-limbah itu dan menemukan bahwa sebagian besar limbah itu berasal dari wilayah Indo-Pasifik.
Dia juga telah melihat pemodelan yang menunjukkan sampah memasuki Teluk Carpentaria berkat angin barat laut yang melakukan perjalanan dari wilayah Indonesia setiap musim hujan.
"Ketika musim berganti dan kami memasuki musim kemarau, angin dari asia tenggara bertiup dan mendorong limbah itu ke pantai-pantai yang berada di sisi barat Teluk," katanya.
"Tapi saya pikir limbah-limbah itu tidak tersapu kembali oleh hujan di awal musim. Sebagian bisa jadi terkubur di bawah pasir di pantai."
Baca Juga: Biker Wanita Ini Tak akan Pulang ke Negaranya Sebelum Para Pemerkosanya Dipenjara
"Peristiwa topan kadang-kadang bisa menyebabkan limbah itu tergali dan disapu kembali ke laut, tetapi tujuan kami adalah mencegah sampah-sampah itu sampai di pantai dan untuk mencegah hal itu terjadi."
Bekas gigitan satwa laut di plastik Dalam beberapa minggu ke depan, penyu akan berusaha mencapai pesisir Cape Arnhem untuk bertelur selama musim bersarang tahun ini.
"Bagi penyu itu, keluar dari laut dan harus melalui ranjau sampah plastik dan limbah, lalu mencoba untuk menggali melalui berbagai limbah tersebut di pasir untuk dapat meletakkan telur-telur adalah tantangan yang besar," kata Luke Playford.
Penulis | : | Muflika Nur Fuaddah |
Editor | : | Mentari DP |
KOMENTAR