Intisari-Online.com – Seorang pria pebisnis yang sukses merasa semakin tua dan sudah waktunya untuk memilih seorang pengganti untuk mengambil alih bisnis.
Alih-alih memilih salah satu Direksi atau anak-anaknya, ia memutuskan untuk melakukan sesuatu yang berbeda.
Dia memanggil semua eksekutif muda di perusahaannya bersama-sama, mengarahkan agar mereka menanam kejujuran demi menuai kepercayaan.
Ia mengatakan, "Sudah saatnya bagi saya untuk mundur dan memilih CEO berikutnya. Saya telah memutuskan untuk memilih salah satu dari kalian."
Baca Juga : Kisah Bayi Terkecil di Dunia Asal Jepang, Hanya Seukuran Telapak Tangan Orang Dewasa!
Para eksekutif muda itu terkejut, tapi bos terus berbicara.
"Saya akan memberikan kamu masing-masing benih hari ini - salah satu benih yang sangat istimewa."
"Aku ingin kalian menanam benih tersebut, memberi air, dan kembali ke sini satu tahun dari hari ini dengan apa yang telah Anda tumbuhkan dari benih yang telah kuberikan kepadamu."
"Saya kemudian akan menilai tanaman yang Anda bawa, dan yang saya pilih akan menjadi CEO berikutnya."
Satu orang, bernama Jim, pada hari itu, seperti yang lainnya, menerima benih itu.
Dia pulang ke rumah dan penuh semangat bercerita kepada istrinya.
Istrinya pun membantu mendapatkan pot, tanah, dan kompos dan Jim menanam benih itu.
Setiap hari, Jim menyiramnya dan melihat apakah benih itu telah tumbuh.
Setelah sekitar tiga minggu, beberapa eksekutif lainnya mulai bercerita tentang benih mereka dan tanaman yang mulai tumbuh.
Jim terus memeriksa benihnya, tapi tidak pernah tumbuh.
Tiga minggu, empat minggu, lima minggu berlalu, masih tetap saja berupa benih.
Sekarang, orang lain sedang berbicara tentang tanaman mereka, tetapi Jim tidak memiliki tanaman dan dia merasa gagal.
Enam bulan berlalu – benih itu masih ada di pot Jim. Jim hanya tahu bahwa ia telah mematikan benih itu.
Setiap orang memiliki pohon dan tanaman tinggi, tapi tidak dengan Jim.
Baca Juga : Tak Hanya Momo Challenge, Ini 5 ‘Challenge’ Mematikan Lainnya, Jangan Diikuti!
Source | : | bmsps |
Penulis | : | Katharina Tatik |
Editor | : | Hery Prasetyo |
KOMENTAR