Intisari.online.com—Polusi udara benar-benar sudah merusak kelangsungan hidup manusia, khususnya anak-anak. Sebab setidaknya, menurut laporan UNICEF, sebanyak 2 miliar anak-anak di dunia bersentuhan dengan udara yang sudah tercemar. Dan 1 dari 7 anak itu atau sekitar 300 juta anak, tinggal di area dengan tingkat kecemaran udara yang tinggi.
Wilayah Asia Selatan dan Africa merupakan wilayah dengan populasi terbesar anak-anak yang terkena dampak pencemaran udara, yaitu 620 juta dan 530 juta anak-anak. UNICEF menyatakan bahwa ini merupakan isu global yang sangat mempengaruhi Eropa dan Amerika Utara.
Sekitar 120juta anak-anak di Eropa tinggal di daerah yang memiliki polusi udara yang tinggi. Dampak globalnya juga mengejutkan. Direktur eksekutif UNICEF, Anthony Lake menyatakan bahwa di tahun 2012 saja, 1 dari setiap 8 kematian diakibatkan polusi udara itu. Perhitungannya sekitar 7juta orang, termasuk di dalamnya 600ribu anak-anak di bawah usia lima tahun.
Polusi udara lebih berisiko pada anak-anak ketimbang orang dewasa karena paru-paru, otak, dan sistem imun mereka masih berkembang. Sistem pernapasan mereka juga masih belum kuat betul, sehingga gampang mengalami penyakit yang diakibatkan udara tidak sehat seperti asma, pneumonia, dan bronchitis.
“Polutan ultrafine, yang biasanya berasal dari asap rokok, pabrik, maupun kendaraan, sangat mudah masuk dan membuat paru-paru anak-anak iritasi, bahkan menyebabkan anak rentan terkena penyakit,” kata Lake.
Studi juga menunjukkan bahwa partikel kecil dari udara tercemar itu bisa masuk palang darah dan otak anka-anak. Sehingga anak-anak bisa mengalami peradangan bahkan kerusakan jaringan otak. Secara permanen, itu merusak perkembangan kognitifnya.
UNICEF berharap agar pemerintah masing-masing negara di dunia dapat memperhatikan persoalan ini. Sehingga anak-anak secara khusus mendapatkan perlindungan kesehatan.
“Mari lindungi anak-anak kita dengan memperhatikan kualitas udara di sekitar kita pula,” kata Lake. Seperti kita ketahui, pembakaran bahan bakar dan emisi kendaraan merupakan penyebab utama polusi udara global. Karena itu UNICEF mengimbau agar pemerintah bisa menangani hal ini segera.