Ribuan foto, cerita, film, dan pembicaraan tentang dirinya telah ada. Tapi semua tak pernah berdasarkan keterangan langsung dari dia. Orang tak pernah tahu secara persis mengenai diri, perasaan, atau pikirannya.
Cukup banyak yang heran atau bahkan gusar, "Kenapa Ratu tak pernah mau berwawancara, sementara pemimpin dunia lain melakukannya?" keluh beberapa penulis yang dikutip Shawcross.
Douglas Hurd, mantan menteri luar negeri Inggris, punya kesan, "Di muka publik, Ratu bagaikan sphynx." la benar-benar berada di atas menara gading; "tak tersentuh".
Hurd menambahkan, sejak Ratu Elizabeth II naik tahta, 1952, tak kurang dari 1.400 perbincangan Selasa sore dengan perdana menteri telah dilakukannya. Hebatnya, tak sekali pun pembicaraan itu bocor ke luar. "Itulah kekuatannya."
Tak mau mengulangi kesalahan ayahnya
Kendati demikian, Ratu Elizabeth II bukanlah makhluk kaku tanpa dinamika. Dari tahun ke tahun ia berubah mengikuti zaman. Tak seperti penguasa sebelumnya yang selalu serius di muka umum, ia banyak tersenyum kendati tak terlalu mengumbar.
"Itu bisa dimengerti, karena seorang ratu bukanlah penampil (performer)," kata Robert Lacey, penulis buku Majesty. "Itu pun sebuah perubahan besar, jika diingat, Raja George V bersikukuh dengan pendiriannya, 'Kami, pelaut, tidak tersenyum selagi bertugas'."
Ratu Elizabeth memang mengerti betul tempat bagi dirinya, baik bagi bangsa Inggris sendiri, bagi 51 bangsa persemakmuran, juga bagi dunia. Sebuah konsistensi besar dan berjangka lama, dilihat dari saat pertama kali naik tahta, 2 Juni 1952 pada usia 26 (ia lahir pada 21 April 1926, pukul 02.40 dini hari).
Ada juga keluwesan tertentu untuk menyesuaikan dengan zaman, selain memang kecerdasannya yang cukup tinggi, membuat Elizabeth Longford, penulis The Queen -The Life of Elizabeth 11 (1983) terkagum-kagum.
"Daya ingatnya di atas rata-rata, sehingga selalu punya pertimbangan yang berimbang akan suatu masalah, dan diputuskan dengan kompetensi tinggi," kata Longford.
Baca juga: Putri Margaret, Adik Ratu Elizabeth II yang Kisah Cintanya Tak Seberuntung Kakaknya
Source | : | intisari |
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | Moh. Habib Asyhad |
KOMENTAR