Advertorial

Ketika Ratusan Simpatisan Partai Komunis Israel Bersolidaritas di Haifa dan Mendukung Kemerdekaan Palestina

Moh. Habib Asyhad
Moh. Habib Asyhad

Editor

Partai Komunis Israel mengibarkan bendera Palestina, juga simbol-simbol berwarna merah yang ditulis baik dalam bahasa Arab maupun Ibrani.
Partai Komunis Israel mengibarkan bendera Palestina, juga simbol-simbol berwarna merah yang ditulis baik dalam bahasa Arab maupun Ibrani.

Intisari-Online.com -Ratusan orang, baik dari kalangan Arab dan Yahudi, berpartisipasi dalam demontrasi di German Colony di Haifa, Israel, pada Jumat (1/6) sore.

Demontrasi itu ditujukan untuk menunjukkan solidaritas terhadap sekitar dua jura penduduk Palestina yang tinggal di balik blokade Israel dan di bawah penindasan penjajah Israel di Jalur Gaza.

Para demonstran itu mengibar-ngibarkan bendera Palestina. Mereka juga membawa simbol-simbol berwarna merah yang ditulis baik dalam bahasa Arab maupun Ibrani.

“Kami menentang pendudukan,” tulis simbol-simbol itu.

Ada juga yang tertulis, “Solidaritas dari Haifa untuk Gaza.

Baca juga:5 Fakta Tentang Razan al Najjar, Relawan Perawat di Jalur Gaza yang Tewas Setelah Ditembak Sniper Israel

Seperti dilaporkan Maki.org.il, demonstrasi itu dimobilisasi oleh Partai Komunis Israel dan Hadash.

Hadash sendiri merupakan kepanjangan dari Hazit Demokratit Le-Shalom alias Front Demokratik untuk Perdamaian dan Kesetaraan.

Ini adalah koalisis politik sayap kiri radikal di Israel yang dibentuk Partai Komunis Israel dan kelompok-kelompok kiri lainnya.

“Rakyat Palestina berjuang melawan pengepungan dan melawan pendudukan, dan kami, dari sini, berjuang dengan cara kami sendiri,” ujar Ayman Odeh, kepala Joint List, sebuah aliansi partai politi, di mana Hadash berada di dalamnya.

Juga datang dalam demonstrasi tersebut adalah Jafar Farah, direktur Mossawa Center, yang lututnya dipatahkan oleh perwira polisi Israel dalam sebuah demonstrai beberapa waktu yang lalu.

“Saya tidak mungkin bisa berjalan terlalu jauh dengan kondisi seperti ini (lutut patah), tapi saya ingin orang-orang melihat bahwa mereka tidak bisa menghancurkan kami,” ujar Farah.

“Ada pesan di sini: Anda (Israel) tidak bisa menekan perbedaan pendapat, dan saya tidak akan membantu penindasan (atas rakyat Palestina) ini,” tambahnya.

Baca juga:Suriah Berani Usir Militer AS, Ini Buktikan bahwa Rusia Siap Hajar AS Sekaligus Israel hingga Tamat

Di hari yang sama, seorang perempuan Palestina muda tewas tertembak dan 40 orang lainnya mengalami luka-luka.

Perempuan muda itu bernama Razan Najar, seorang relawan medis berusia 21 tahun yang membantu para pengunjuk rasa yang terluka dalam demonstrasi “The Great March of Return”.

Ia ditembak mati di dekat Khan Yunis.

Artikel Terkait