Intisari-Online.com- Kapal-kapal penelitian Jepang mengais, menewaskan dan membekukan 333 paus Antartika selama perburuan tahunan musim panas lalu.
Dari paus yang disebutkan itu diketahui 122 di antaranya tengah hamil.
Ekspedisi ini yang dilakukan untuk 'penelitian ilmiah,' juga menghasilkan pembantaian 144 paus yang belum dewasa.
Data itu diperoleh menurut laporan perburuan yang dirilis oleh Komisi Penangkapan Ikan Paus Internasional, sebagaimana dilansir Live Science (29/5/2018).
Menurut laporan itu, para peneliti berangkat untuk mendapatkan data tentang usia, ukuran dan isi perut ikan paus di Laut Selatan antara Australia dan Antartika.
Pembantaian ini melibatkan penembakan paus dengan tombak granat (metode pembunuhan kontroversial) yang menghasilkan kematian instan.
Mereka juga mengangkut paus yang terbunuh di atas kapal penelitian dan memotongnya di tempat.
Membunuh paus dengan cara ini diperlukan, para peneliti menulis, karena "informasi usia dapat diperoleh hanya dari penyumbat telinga internal dan oleh karena itu hanya melalui metode sampling mematikan."
Meskipun klaim Jepang bahwa perburuan paus lanjutan seperti ini murni ilmiah, negara itu juga memungkinkan daging paus untuk dijual di pasar dan restoran.
Hal itu pada akhirnya juga sebuah rencana untuk menghidupkan kembali industri penangkapan ikan paus komersial.
Perbuatan ini penuh motif keuntungan potensial.
Penulis | : | Muflika Nur Fuaddah |
Editor | : | Ade Sulaeman |
KOMENTAR