Intisari-Online.com - Menantu Hatta Rajasa, Adara Taista, menghembuskan napas terakhirnya pada Sabtu (19/5/2018) setelah perjuangan beratnya melawan kanker melanoma.
Dia menderita kanker tersebut sejak bulan April 2017 dan telah berobat ke berbagai negara, yang terakhir adalah di Rumah Sakit Moriyama Memorial Tokyo, Jepang.
Kanker melanoma merupakan salah satu jenis kanker kulit yang terbilang langka, namun juga sangat berbahaya.
Melanoma berkembang dari sel-sel penghasil pigmen di kulit.
Tetapi lesi (jaringan kulit yang tumbuh abnormal) kadang-kadang bisa berwarna merah jambu tanpa pigmen yang jelas sehingga apabila ada bagian kulit baru atau berubah warna, hal itu perlu diwaspadai.
Setiap perubahan ukuran, bentuk atau warna bisa menjadi tanda peringatan.
Melanoma dapat menyebar ke seluruh tubuh jika tidak terdeteksi sejak dini.
Perawatan medis untuk jenis kanker ini masih terbatas, sehingga mendeteksi lebih awal ketika sel kanker masih terbatas pada lapisan kulit atas sangatlah penting.
Jika dihilangkan pada tahap ini, angka kesembuhannya hampir 100%.
Pria biasanya didiagnosis pada usia 60-an, sementara wanita bisa terkena penyakit ini pada usia berapa pun, dengan risiko meningkat berdasarkan pada riwayat keluarga dan jumlah paparan sinar matahari yang diterimanya.
Melanoma adalah salah satu pembunuh kanker tertinggi wanita di pertengahan 20-an hingga pertengahan 30-an, kata Doris Day, dokter kulit di New York City dan dokter yang hadir di Lenox Hill Hospital, juga di New York.
Penyebab dan faktor risiko
Paparan sinar ultraviolet (UV) dari sinar matahari adalah penyebab utama di balik melanoma.
Ketika sinar matahari menyentuh melanosit, mereka membuat lebih banyak pigmen melanin, menggelapkan kulit.
Hal ini dapat menghasilkan warna cokelat pada kulit, bintik-bintik atau tahi lalat - yang sebagian besar di antaranya jinak.
Namun, melanoma sering berasal dari tahi lalat yang ada atau dimulai sebagai lesi sendiri yang tampak seperti tahi lalat.
Orang yang memiliki lebih dari 50 tahi lalat biasa lebih mungkin mengembangkan melanoma, menurut National Cancer Institute.
Orang berkulit putih juga lebih berpotensi terkena melanoma.
Memiliki lebih sedikit pigmen di kulit berarti memiliki lebih sedikit perlindungan dari radiasi.
Orang Kaukasia 30 kali lebih mungkin mengembangkan melanoma invasif dibandingkan orang keturunan Afrika, menurut National Cancer Society.
Source | : | livescience.com |
Penulis | : | Tatik Ariyani |
Editor | : | Mentari DP |
KOMENTAR